GenPI.co Bali - Aliansi Hindu Nusantara (ASN) di Bali sempat menuding Intenational Society of Krishna Conciousness (ISKCON) yang terlibat dengan PHDI sebagai sampradaya. Penglingsir membantahnya.
IGA Jaya Rat, S.Sos alias Ajik Liong selaku Penglingsir atau ketua ISKCON menolak segalah tuduhan terkait aliran menyimpang Sampradaya Gaudiya Vaisnava (Hare Krishna).
Ia juga menerangkan tak membuat polemik terutama dalam hal penghilangan tradisi budaya Bali yang notebene patut dilestarikan.
"Jadi saya tak setuju dengan tuduhan seperti itu. Silahkan buktikan kalau ada dan saya sudah siap bertanggung jawab," kata sang Penglingsir tersebut di Badung, Senin (25/10/21).
Lebih lanjut, ia menerangkan orang yang menuduh soal sampradaya patut berpikir ulang karena ajaran yang diterapkan di Bali berkaitan dengan tujuan hidup mencapai moksa.
"Saya tertarik dengan belajar sampradaya karena ingin mencapai moksa, tidak ada kepentingan lain," katanya yang juga seorang mantan anggota DPRD Badung itu.
Dia juga menerangkan sejatinya 99,9 persen penganut sampradaya berasal dari orang Bali dan tentu saja menjalankan budaya sebagaimana mestinya.
"Sebab Sampradaya ini dasar pengetahuannya adalah Veda, Penganut Veda sendiri adalah orang Hindu. Dan Sampradaya ini juga mempelajari Veda, lantas apa lagi yang diragukan," katanya lagi.
Sebelum ini pihak Aliansi Hindu Nusantara (ASN) di Bali melangsungkan demo kepada pihak PHDI yang kabarnya akan mendukung terkait kerjasama dengan ISKCON pada Mahasabha XII.
Tak ragu-ragu penolakan langkah PHDI tersebut buat ASN beramai-ramai lakukan demo ke kantor DPRD dan Gubernur Bali karena khawatir dengan ajaran ISKCON. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News