GenPI.co Bali - Setelah sempat jadi polemik, para pelari bule akhirnya memperoleh haknya mendapat hadiah lomba maraton yang berlangsung di Bali. Siapa sangka, kasus viral ini juga berikan dampak mengerikan ke pariwisata.
Seperti diketahui sebelumnya, pemberitaan media ramai akan nasib tak menentu Jack Ahearn, seorang warga negara asing (WNA) Australia yang tak kunjung mendapat uang hadiah senilai Rp 150 juta.
Diketahui mengikuti lomba Indonesia International Marathon (IIM) di Bali pada 26 Juni 2022, ia menyabet juara satu kategori putra internasional.
Saking viralnya curhat Ahearn, terungkap lagi dua peserta lain yang juga dari kalangan bule bernama Mike Akerman dan pelari cewek asing Henrietta Brouwer tak mendapat hadiah tunai lomba tersebut.
Sampai membuat Hotman Paris Hutapea mengutus anaknya, Frank Hutapea sebagai kuasa hukum tiga bule tersebut, akhirnya pihak penyelenggara melunak.
Mengutip laman Coconuts, dengan dalih mesti sediakan KITAS (Kartu Ijin Tinggal Terbatas) semua pemenang lomba kategori internasional mendapat haknya mengambil uang hadiah maraton.
Nah, apakah masalah sudah selesai sampai disitu? Nampaknya tidak!
Apalagi setelah salah satu peserta yang di-PHP yakni Akerman menyampaikan kritiknya.
"Sudah jelas kami seharusnya mendapat pembayaran hadiah secara langsung. Namun, mereka baru bergerak setelah dapat tekanan media, pengacara kondang, dan pemerintah. Bahkan netizen menyebut 'jangan bikin malu Indonesia,'" kata dia.
Tanpa ragu, Akerman menyebut ini akan berikan efek nila setitik rusak susu sebelanga alias merusak reputasi pariwisata khususnya Bali.
"Tanpa diduga ini membuat sedikit noda terhadap reputasi pariwisata Indonesia," imbuhnya.
Wina Setyawatie selaku analisis bidang olahraga di Jakarta menyerukan pendapat serupa yang mengatakan ini juga berdampak buruk bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
"Secara tak langsung dan langsung hal ini bikin reputasi Indonesia dipertaruhkan," kata dia.
Cukup masuk akal tindakan dari penyelenggara yang tarik ulur pemberian hadiah kepada para bule berdampak luas sekarang. Pasalnya, kini kalangan WNA mulai ragu apabila ingin main ke Bali dan lakoni wisata olahraganya seperti lomba maraton. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News