Tugas Berat Bupati Buleleng Lihadnyana: Tekan Inflasi Pasar

02 September 2022 04:00

GenPI.co Bali - Tugas berat menanti Ketut Lihadnyana selaku pengganti Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yakni menekan inflasi harga kebutuhan di pasar hingga kini.

Mantan Kepala BKD Pulau Dewata itu harus sadar bahwasannya tingkat inflasi di daerahnya sudah melebihi nasional.

Bahkan, Bumi Panji Sakti dan Kota Denpasar menjadi dua daerah yang diperhitungkan tingkat inflasinya.

BACA JUGA:  Profil Musisi Dewa Budjana, Gitaris Gigi Asli Bali

"Makanya, saya ke pasar dahulu di hari pertama kerja. Setelah itu, saya akan pikirkan, olah dan koordinasikan bagaimana upaya mengendalikan tingkat inflasi yang ada," ujar Ketut Lihadnyana di Singaraja, Senin (29/08/22).

Pejabat asli Buleleng ini melakukan pemantauan harga di Pasar Banyuasri, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, untuk mengetahui harga kebutuhan pokok yang beredar saat ini.

BACA JUGA:  Nikita Mirzani Curhat dan Mengeluh Sambil Menangis, Ada Apa?

Ia mengaku ingin mencari formulasi untuk meredam tingkat inflasi yang terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng.

Ia mengemukakan salah satu yang mempengaruhi tingkat inflasi adalah produksi, seperti produksi cabai dan bawang yang rutin harganya naik di bulan-bulan ini.

BACA JUGA:  Hubungan Cinta Sia-sia, Ini 3 Tanda Pasangan 'Khianati' Anda

Produksi komoditas tersebut turun karena musim hujan.

"Jika musim hujan datang, petani takut tanam cabai. Kebutuhan dua komoditas tersebut meningkat, karena adanya kebutuhan seperti untuk upacara keagamaan. Otomatis barang terbatas, harga juga meningkat," ujar Ketut Lihadnyana.

Ketut Lihadnyana mengatakan harga beberapa komoditas naik. Komoditas tersebut antara lain cabai dan telur meskipun beberapa waktu yang lalu harga dua komoditas tersebut sempat turun.

Komoditas ini turut memicu tingkat inflasi jika harganya naik, termasuk harga beras.

"Karena kalau inflasi meningkat, daya beli menurun. Misalnya, saya beli Rp 10 ribu dapat sepuluh kilogram, tetapi sekarang dengan Rp 10 ribu hanya dapat enam kilogram. Ini justru mendorong kemiskinan juga," kata Lihadnyana.

Lihadnyana menegaskan bahwa pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan kerja bersama dari seluruh pihak.

"Manajemen rantai pasok dari komoditas juga harus benar. Di hulu harus dilakukan penanganan juga," papar Lihadnyana.

Bupati Lihadnyana sesumbar, penanganan inflasi pasar di Buleleng punya andil kuat atasi masalah inflasi yang terjadi di Bali. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI