Gaji Diatas UMK Badung, Otak Judi Online Kuta Pria Lamongan

28 Agustus 2022 00:00

GenPI.co Bali - Polisi membeberkan fakta bahwa otak judi online di homestay area Kuta ialah inisial AS pria asal Lamongan, Jawa Timur dan sembilan tersangka yang terlibat dapat gaji diatas UMK Badung baru-baru ini.

Dalam konferensi pers di depan kalangan awak media, Kapolresta Denpasar, AKBP Bambang Yugo Pamungkas memaparkan betapa lihainya sembilan tersangka selaku operator bisnis haram tersebut.

Dari sini pula terungkap fakta para remaja dan pemuda yang terjerumus di dalamnya mendapat bayaran tak sedikit. Bahkan melebihi Upah Minimum Kabupaten (UMK) Badung yakni Rp 2.961.285.

BACA JUGA:  Bikin Dinkes Bali Turun Tangan, Kenali Gejala Cacar Monyet

Cukup masuk akal mengapa para tersangka itu mematuhi komando AS selaku otak judi online Kuta tersebut karena masing-masing dari mereka dapat Rp 4-4,5 juta.

"Mereka digaji antara Rp 4-4,5 juta per bulan ditambah komisi," ujar Kapolresta Denpasar Kombes Bambang Yugo Pamungkas, Kamis (25/08/22).

BACA JUGA:  Identitas Wanita Tewas di Hutan Jembrana Bali Terkuak, Siapa?

Sembilan tersangka yang kesemuanya merupakan warga asal luar Pulau Bali itu memiliki posisi dan peran berbeda-beda.

Ada dua situs judi online jenis slot yang mereka jalankan sejak awal Juli 2022, yakni PT98BET (www.pt98bet.net) dan PTWD4D (www.ptwd4d.com)

BACA JUGA:  Tandem Eka Wiryastuti Divonis Sebegini Efek Korupsi DID

Para tersangka yang digerebek di Homestay Pondok Indah, Jalan Campuhan I, Dewi Sri, Kuta terbagi dalam tiga posisi atau jabatan.

Masing-masing tim marketing digital, tim operator yang dikomandoi operator leader, dan satu orang bendahara.

Dari 9 anggota komplotan ini, jabatan tertinggi dipegang oleh tersangka AS (26) asal Lamongan, Jawa Timur yang berposisi sebagai bendahara tim.

AS inilah yang mengatur roda keuangan tim, mulai dari membuat laporan keuangan, mentransfer setoran harian ke sejumlah rekening jaringan sindikat.

"Ada beberapa rekening sejumlah bank BUMN dan swasta yang sudah kami sita dan blokir untuk nanti kami telusuri lagi," imbuh Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Mikael Hutabarat.

Dari tangan AS ini jugalah kedelapan anggota komplotan lainnya menerima penggajian serta komisi.

"AS sebagai bendahara mengatur pemberian gaji dan komisi anggota tim," papar mantan Kasat Narkoba Polresta Denpasar tersebut.

Terlepas dari terbongkarnya gaji kalangan tersangka bernilai fantastis dan otak sindikat merupakan pria asal Lamongan, Jatim, polisi masih memburu bos utama judi online berlokasi di homestay, Kuta, Badung, Bali ini. (gie/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI