BIBU: China Biayai Bandara Bali Utara, Tak Bebani Indonesia

24 Agustus 2022 11:00

GenPI.co Bali - PT BIBU Panji Sakti sesumbar pembangunan Bandara Bali Utara bakal tak membebani Indonesia karena mendapat investasi tinggi dari investor China dalam waktu dekat.

Hal ini bertepatan dengan fakta pencoretan megaproyek bandar udara di Pulau Dewata oleh Presiden Joko Widodo dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sebagaimana diketahui, Jokowi tak memasukan nama bandara yang sejatinya berlokasi di Sumberklampok, Bumi Panji Sakti gegara mandek pengerjaannya dalam waktu lama.

BACA JUGA:  Profil Andrew Garfield, Si Spiderman Viral Liburan di Bali

Akan tetapi, Pemrakarsa Bandara Bali Utara PT BIBU Panji Sakti optimistis bandara udara bisa terwujud.

PT BIBU mengeklaim telah mengantongi dukungan dalam bentuk surat rekomendasi dari tiga lembaga pemerintah.

BACA JUGA:  Bupati Buleleng: Bandara Bali Utara Belum Tamat, Kok Bisa?

Masing-masing dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Direktur Utama PT BIBU Erwanto Sad Adiatmoko menjamin pembangunan Bandara Bali Utara tidak menggunakan dana APBN maupun APBD.

BACA JUGA:  Kompor Ngaben Meledak di Gianyar: Ini Sosok 2 Korban Tewas

Menurut Erwanto, pembangunan bandara di Kubutambahan, Bali Utara akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG).

CCFG merupakan anak perusahaan salah satu BUMN terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC).

Perusahaan asal Tiongkok itu dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi.

Mereka telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Cina maupun di berbagai tempat di mancanegara.

Dalam hal pendanaan, CCFG juga siap membiayai proyek pembangunan bandara di Bali Utara itu dengan skema turn key project.

"Artinya, biaya pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Kubutambahan tidak menggunakan dana APBN dan APBD,’" ujar Erwanto Sad Adiatmoko, Senin (22/08/22).

Erwanto mengatakan bahwa pembangunan bandara internasional baru di Bali Utara tidak membutuhkan lahan yang luas lantaran dibangun di kawasan pesisir.

"Hasil studi lokasi dengan skor terbaik adalah di pesisir pantai (off shore) Kubutambahan, Buleleng,” kata Erwanto Sad Adiatmoko.

Pembangunan di wilayah pesisir memenuhi aspek sosial, ekonomi, teknis, lingkungan hidup dan tidak akan mengorbankan lahan produktif.

Bandara baru yang dibangun juga tidak mengambil lahan pemukiman masyarakat dan tidak menggusur tempat ibadah.

Bandara baru juga tidak akan mengorbankan situs bersejarah yang ada di Kabupaten Buleleng.

Hasil kajian dari aspek lingkungan hidup menunjukkan bahwa di daerah pesisir Desa Kubutambahan praktis tidak mempunyai terumbu karang tempat ikan berkumpul dan sebagai tempat makan ikan dan hewan laut lainnya.

Artinya, relatif tidak ada nelayan yang melaut di kawasan perairan di depan pantai Desa Kubutambahan, Buleleng.

Hal lain yang juga menjadi keuntungan pemilihan wilayah perairan Kubutambahan tidak bersentuhan dengan ruang udara bandara di Banyuwangi, Jawa Timur.

"Ini tentu menjadi pertimbangan bagi pemerintah kalau memindahkan bandara yang direncanakan dibangun di Bali Utara ke Bali Barat akan menimbulkan overlapping dengan aerodrome di bandara Banyuwangi," paparnya.

PT BIBU pun meyakini bahwasannya Indonesia tak perlu khawatir akan berkurangnya APBN atau APBD karena megaproyek Bandara Bali Utara dapat bala bantuan biaya oleh China. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI