Korban Kompor Mayat Ngaben Meledak Dioperasi, Kata Dokter

24 Agustus 2022 00:00

GenPI.co Bali - Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Agus Roy Rusly Hariantana menerangkan bagaimana kondisi korban kompor mayat yang meledak saat Ngaben di Gianyar, Bali yang akan jalani operasi, Selasa (23/08/22).

Menurut Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Prof Ngoerah kalangan korban sudah berangsur membaik semenjak insiden tragis pada Jumat (19/08/22).

Seperti diketahui, pada Jumat lalu, ledakan kompor mayat saat acara Ngaben massal di setra (kuburan) Desa Adat Selat, Belega, Blahbatuh, Gianyar, Bali, bikin banyak alami luka bakar cukup serius.

BACA JUGA:  Menteri PUPR Bicara Shortcut Bajera-Antosari Tabanan, Ada Apa?

Mengingat kondisi dua orang telah stabil, dokter pihak RSUP Prof Ngoerah yang sebelumnya bernama Sanglah pun siap lakukan operasi.

Dua pasien yang akan dioperasi terlebih dahulu adalah I Gusti Ngurah Pradita (11) dan Ketut Adi Wiranata (32).

BACA JUGA:  SID Bali 'Cerai' dengan Sony Music Indonesia, Fokus Ini

"Kedua pasien ini rencananya dilakukan tindakan operasi pembuangan jaringan mati. Operasi kita lakukan besok pagi, pasien berumur 11 tahun dan 32 tahun," kata Dr dr Agus Roy Rusly Hariantana di Denpasar, Senin (22/08/22).

Dokter Roy mengatakan operasi ini bertujuan membuang jaringan mati dan pengambilan kulit baru agar tidak terjadi infeksi.

BACA JUGA:  Eka Wiryastuti & Wiratmaja Gigit Jari Imbas Jaksa KPK, Kok Bisa?

"Hari ini kita mengoptimalkan kondisi pasien, kita lihat kondisinya, apakah darahnya normal atau tidak, andai nanti darahnya turun, kita siapkan dengan transfusi darah," ujar dokter Roy.

Dokter Roy menjelaskan bahwa kedua korban ledakan kompor yang akan dioperasi Selasa pagi, saat ini telah sadarkan diri dan dapat menerima asupan makanan serta minuman.

Ketika datang keduanya mengalami luka bakar di bawah 70 persen. Pasien usia 11 tahun ini mengalami luka bakar 38 persen, termasuk persentase cukup tinggi untuk anak-anak.

“Saat ini kondisinya stabil, tetapi ada demam sedikit. Lalu yang usianya dewasa, luka bakarnya 54 persen atas nama Ketut Adi Wiranata, kondisinya cukup stabil karena tidak ada sesak dan panas," tuturnya.

Selain itu, ada dua pasien lainnya atas nama Gusti Made Budiarta (49) dan Kadek Dwi (30), rencananya dioperasi pada hari Rabu (24/8) menyesuaikan dengan kondisinya terlebih dahulu.

Saat ini RSUP Prof Ngoerah masih menangani empat pasien korban ledakan kompor Ngaben massal di Gianyar.

Dari total sembilan korban, sebanyak enam orang dengan luka bakar paling berat ditangani rumah sakit ini, tetapi dua orang pasien dengan luka bakar mencapai 98 persen dan 94 persen telah meninggal dunia.

Dua korban meninggal akibat ledakan kompor mayat itu teridentifikasi bernama Bagus Oskar, 34, dan I Kadek Gian Permana Putra, 15.

Dokter Roy menuturkan bahwa penyebab kematian dari kasus luka bakar ini berada di fase awal kejadian seperti kekurangan cairan, gangguan napas, dan hipotermia.

“Di mana dua kasus ini lebih dari 90 persen ada cedera napas, itu kemungkinan bertahannya kecil. Jadi, kita sudah berusaha secara optimal melakukan tindakan untuk kedua pasien," paparnya.

Kejadian kompor mayat untuk upacara Ngaben di Gianyar, Bali yang meledak sendiri mengundang simpati banyak warga. Apalagi setelah sebabkan kematian terhadap dua orang korban. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI