GenPI.co Bali - Saat massa organisasi masyarakat (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) tampil beringas, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali gagal melakukan aksi demo di Bundaran Renon, Denpasar, imbas adanya polisi pada Senin (15/08/22).
Puluhan pihak berwajib dari Polresta Denpasar diketahui meredam aksi demonstrasi yang sejatinya bertujuan menyuarakan suara kalangan pelajar asli Bumi Cendrawasih tersebut.
Polisi sampai melakukan barikade di Jalan Raya Puputan, tepatnya di depan kantor Bank BCA Renon.
Langkah tegas kepolisian ini untuk menghindari bentrok fisik antara AMP Bali dan massa Patriot Garuda Nusantara (PGN) yang sejak pagi turun ke lokasi demo.
Di samping massa AMP Bali kalah jumlah, PGN yang dikomandoi Gus Yadi tampil beringas dalam aksi pengadangannya.
Berkali-kali petugas dibuat kelimpungan menahan luapan emosi massa PGN yang sempat memaksa untuk merangsek ke arah massa AMP Bali.
"Hari ini kita bisa lihat, Indonesia bukan negara demokrasi," teriak orator massa AMP Bali saat aksinya tertahan barikade polisi, Senin (15/08/22).
Massa AMP Bali yang hanya berjumlah sekitar 20 orang melakukan long march dari Parkir Timur Renon menuju Bundaran Renon sekitar pukul 10.00 WITA.
Mulai pukul 10.45-11.45 WITA, massa AMP Bali terpaksa menggelar aksi demonstrasi di ruas Jalan Raya Puputan Renon.
Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder bersikap tegas terhadap massa AMP dengan memberi batas waktu aksi.
"Kami ingatkan adik-adik mahasiswa Papua untuk menggelar aksi hanya sampai pukul 11.30 WITA," ujar Kompol Made Uder melalui pengeras suara.
Sempat terjadi kericuhan saat petugas kepolisian dibantu Pecalang Desa Adat Sumerta Kelod membubarkan paksa massa AMP pada pukul 11.30 WITA.
Kendati PGN sempat mengganas hingga picu kericuhan, polisi tetap memberikan kesempatan pihak AMP Bali mengeluarkan suaranya saat lakoni demo tersebut. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News