Harga Mi Instan Meroket? Pengusaha Ritel Bali Buka Suara

19 Agustus 2022 00:00

GenPI.co Bali - Mewakili pengusaha ritel di Bali, AA Ngurah Agung Agra Putra buka suara terkait adanya isu harga mi instan meroket hingga tiga kali lipat seperti yang dikatakan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo baru-baru ini.

Alih-alih menyebut adanya kepanikan, masalah kenaikan harga makanan ekonomis itu menurut Agra Putra tak membuat kepanikan berarti di Pulau Dewata.

"Kembali lagi, bahwa mi itu bukan bahan pokok masyarakat, hanya barang substitusi dari makanan pokok, sepertinya tidak akan sampai ada kepanikan berbelanja di masyarakat," kata Agra Putra, Kamis (11/08/22).

BACA JUGA:  Bahayakan Bali, Penyelundupan Kulit Sapi Diatasi Polisi

Menurutnya, pengusaha ritel di Bali menganggap kenaikan harga mi instan merupakan suatu hal yang lumrah.

"Kalau kenaikan harga memang lumrah terjadi, tidak hanya kali ini saja,” ujar Agra Putra, sapaan akrabnya.

BACA JUGA:  Pekerja Migran Cewek Bangli Sengsara di Turki, Surati Jokowi

Kendati harga mi instan belum melambung tinggi, pedagang pasar dan retail di Bali mengaku telah merasakan kenaikan harga sedikit demi sedikit.

"Sudah naik segala macam mi, mi kuning duluan naik Rp 500 per bungkus, jadi Rp 10 ribu per dus. Untuk mi yang lebar sekarang bisa Rp 20 ribu per dus," kata salah satu pedagang sembako di Pasar Katrangan Denpasar, Ni Made Kartini.

BACA JUGA:  Bali United Dikalahkan Arema Efek Pemain Sendiri? Teco Bereaksi

Mi instan jenis goreng kini dijual dengan harga Rp 3.500 dari yang sebelumnya Rp 3.000, sedangkan mi rebus masih di angka Rp 3.000.

Dalam satu dusnya, ia membeli dari distributor seharga Rp 110 ribu dari yang sebelumnya Rp 100 ribu.

"Sekarang berkurang ngambilnya, biasanya nyari dua dus, sekarang satu dus saja lama habisnya. Untuk kenaikan dari distributor kalau akan naik pasti sebelumnya diberitahu mau naik," kata Ni Made Kartini.

Pegawai salah satu ritel di Denpasar Timur justru mengatakan tak ada dampak buruk terkait kenaikan harga tipis ini.

Di toko yang dikelolanya, belum ada pembeli yang mengeluh atas kenaikan harga yang terjadi, sehingga pengurangan stok juga tidak dilakukan.

"Hampir sebulan sekali naik, harga jual sekarang masih Rp 3.000 untuk mi instan goreng dan rebus kuah. Ini harga tertinggi yang pernah kami jual," tutur pegawai ritel Made Suarta (44).

Ia mengaku belum pernah mendengar isu adanya kenaikan harga hingga tiga kali lipat.

Namun, demikian Suarta mengaku ritel di Bali tempatnya bekerja umumnya akan menunggu respon pembeli apabila kenaikan tajam, terutama pada harga mi instan ini benar terjadi. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI