Gus Yadi & PGN Bali Lawan Demo AMP, Ultimatumnya 'Gila'

16 Agustus 2022 07:00

GenPI.co Bali - Ultimatum yang terdengar cukup gila dilontarkan pentolan Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali bernama Pariyadi alias Gus Yadi bersama rekan-rekan sejawatnya saat melawan demo Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Senin (15/08/22).

Kalangan ormas yang menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati ini melawan balik wacana demo para mahasiswa dari Bumi Cendrawasih.

Sesuai seruan aksi yang disebarkan kubu AMP Bali, demonstrasi rencananya digelar mulai pukul 08.00 WITA pagi.

BACA JUGA:  Universitas Terbaik di Bali Versi UniRank, Nomor 1 'Sesepuh'

Hingga pukul 10.30 WITA, massa AMP Bali belum menampakkan diri, baik di areal Parkir Timur Renon maupun Bundaran Plaza Renon, Denpasar.

Mereka baru turun ke jalan sekitar pukul 10.50 WITA, mundur dari rencana aksi awal.

BACA JUGA:  Suka Memerintah Orang Lain, Ini 3 Zodiak Bossy

Namun, sebelum pedemo AMP datang, puluhan massa dari kelompok pengadang, yakni Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali lebih dahulu menggelar aksi tandingan.

Sejak Senin pagi, massa yang dikomandoi Pariyadi alias Gus Yadi dan Ketua Korwil PGN Bali Daniar Tri Sasongko memanaskan suasana dengan orasi bergantian.

BACA JUGA:  Profil Bintang Darmawati, Wanita Bali Pertama Jabat Menteri

Mereka baru turun ke jalan sekitar pukul 10.50 WITA, mundur dari rencana aksi awal.

Namun, sebelum pedemo AMP datang, puluhan massa dari kelompok pengadang, yakni Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali lebih dahulu menggelar aksi tandingan.

Sejak Senin pagi, massa yang dikomandoi Pariyadi alias Gus Yadi dan Ketua Korwil PGN Bali Daniar Tri Sasongko memanaskan suasana dengan orasi bergantian.

Gus Yadi menyorot status kewarganegaraan massa AMP Bali yang terus-menerus meneriakkan kemerdekaan bagi Papua. Ia pun mengultimatum agar para mahasiswa mesti rela dicabut kewarganegaraannya.

"Mereka sudah terang-benderang anti Indonesia. Mereka tidak pantas menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI)," teriak Gus Yadi, Senin (15/08/22).

Oleh karena itu, pihaknya mendesak agar pemerintah melakukan aksi konkret berupa pencabutan Kartu Tanda Penduduk (KTP) aktivis AMP.

"Pemerintah seharusnya mencabut KTP Indonesia mereka. Mereka tidak pantas memegang KTP Indonesia," seru Gus Yadi.

Gus Yadi menyindir aktivis AMP yang menurutnya gerombolan 'anak-anak kemarin sore' yang tidak paham perjuangan pendiri bangsa ini.

"Mereka anak-anak yang baru lahir, tetapi sudah merongrong orang tuanya. Apakah mereka tidak tahu kalau bangsa ini dibangun dengan darah para pahlawan," papar Gus Yadi.

Gus Yadi dan PGN Bali sendiri beranggapan bahwasannya AMP sejatinya tak pantas menyandang kewarganegaraan Indonesia karena hanya perjuangkan Papua semata. (gie/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI