RSUP Sanglah Denpasar Bali Operasi Otak Bocah Tanpa Bedah Kepala

07 Agustus 2022 00:00

GenPI.co Bali - Pihak kedokteran di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali dipastikan bakal menjalankan operasi otak terhadap seorang bocah tanpa melakukan bedah kepala dalam waktu dekat.

Tindakan medis yang dilakukan oleh pakar kesehatan ini nantinya dinamakan 'Stereotactic Surgery.'

Pada operasi perdana ini, tim bedah RSUP Sanglah yang berganti nama RSUP Prof Ngoerah menyelamatkan seorang pasien anak-anak berusia empat tahun yang dirujuk dari Indonesia bagian timur.

BACA JUGA:  Drama Perceraian, Mawar AFI Kembali Sindir Menusuk Eks Suami

Operasi dilakukan lantaran di kepalanya, pada titik yang dalam dan melewati bagian-bagian otak terpenting terdapat nanah.

Dokter Spesialis Bedah Syaraf RSUP Sanglah Prof Dr dr Sri Maliawan mengatakan 'Stereotactic Surgery' adalah operasi khusus kelainan-kelainan di otak yang letaknya di dalam.

BACA JUGA:  Ada Artis Bali Ayu Laksmi, Film Pengabdi Setan 2 Ada di Sini

Stereotactic Surgery adalah metode operasi masa depan, hampir seluruh rumah sakit di luar Bali menerapkannya.

Taktik ini dikatakan sebagai cikal bakal untuk nantinya berkembang pesat di dunia kesehatan.

BACA JUGA:  Profil Tokoh Jero Wacik, Menteri Asal Bali Tersandung Korupsi

“Kalau operasi biasa menuju ke sana bisa merusak banyak tempat,” ujar Prof Dr dr Sri Maliawan di Denpasar

Menurut Prof Dr dr Sri Maliawan, dengan teknik Stereotactic Surgery, tim medis bisa menjangkau lokasi nanah yang dalam di bagian otak dengan aman dengan bukaan tulang yang sangat kecil.

Dengan melakukan metode operasi otak yang umumnya harus membedah kepala akan muncul potensi salah lokasi.

Prof Sri Maliawan menyebut dengan alat yang digunakan di RSUP Sanglah akan mampu mengukur jalan paling aman ke sasaran.

"Mudah-mudahan ini merangsang di rumah sakit dipasang stereotactic, sehingga RSUP Sanglah jadi one stop service. Alhasil untuk kasus gangguan pergerakan atau movement disorder tidak perlu jauh ke Surabaya atau Jakarta," kata Prof Sri Maliawan.

Ia turut menyampaikan bahwa tak sedikit kasus yang membutuhkan metode ini, tetapi karena keterbatasan alat maka ditentukan skala prioritas.

Prof Sri berharap ke depan metode ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin demi pasien, tentunya dengan tambahan bantuan.

Muncul harapan agar Stereotactic Surgery menjadi bagian dari tanggungan BPJS Kesehatan.

Pada operasi Stereotactic Surgery yang berlangsung di Denpasar itu, tim bedah saraf RSUP Sanglah mampu menyelesaikannya dalam waktu 30 menit, dengan tambahan dua jam waktu persiapan.

Tahapan pertama, yaitu persiapan alat Stereotactic Surgery dan pembiusan.

Tahap kedua, pemasangan rangka di kepala pasien dan CT Scan. Dari hasil CT Scan, tim dokter memantau koordinat sasaran yang dituju.

Tahap berikutnya dilakukan perencanaan jalur masuknya alat dan setelah itu operasi otak. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI