GenPI.co Bali - Dwi Novita Putri selaku pacar dari psikopat penyiksa bocah Yohanes Paulus Manek Putra sekaligus ibu kandung Na kabarnya mengalami suatu gangguan mental pasca ditangkap polisi baru-baru ini.
Ketua Yayasan Lentera Anak Bali dr Anak Agung Ayu Sriwahyuni SpKJ menganalisis perilaku Dwi Novita saat sang anak kandung dianiaya dan dicabuli oleh Yohanes Paulus beberapa waktu belakangan.
Dokter Ayu Sriwahyuni tak heran ketika semua aksi sadis psikopat Paulus Manek mendapat dukungan dan dilakukan di depan ibu kandung Na, Dwi Novita Murni.
“Pertanyaan banyak orang, kenapa kasus ini bisa terjadi dan ibunya membiarkan kekerasan pada anak kandungnya sendiri di depan matanya sendiri?" ujar dokter Ayu Sriwahyuni, Senin (01/08/22).
Dokter Ayu Sriwahyuni menyebut janda hasil menikah secara adat Bali ini merupakan korban dari Stockholm Syndrome yang banyak memapar kaum wanita.
Stockholm Syndrome adalah sebuah gangguan psikologis pada korban penyanderaan yang membuat mereka merasa simpati atau bahkan menyayangi pelaku.
Dalam aksi paling sadisnya, pengidap psikopatik akan melakukan berbagai jenis kekerasan secara bersamaan dalam satu waktu.
Jadi, mencampur kekerasan verbal, kekerasan fisik termasuk membuang dan menelantarkan korban Na.
Di sisi lain aksi luar nalar dilakukan oleh Yohanes Paulus kala sang psikopat tersebut tega merontokkan tiga gigi Na dan membuat paha bocah mungil itu patah.
Lelaki asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu kemudian melakukan aksi pencabulan dengan cara keji dan biadab kepada korban.
Aksi biadab yang dilakukan Paulus Manek mirip seperti seorang psikopat.
Menurut dokter Ayu Sriwahyuni, pengidap psikopatik akan melakukan berbagai jenis kekerasan secara bersamaan dalam satu waktu.
Terlepas dari gangguan mental Stockholm Syndrome yang diderita Dwi Novita Putri, psikopat penyiksa bocah, Yohanes Paulus Manek Putra terungkap tak cuma lakukan penyiksaan melainkan juga kekerasa seksual. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News