Terima Kasih BRI! Usaha Dawet Kemayu Bebas dari Keterpurukan

04 Agustus 2022 20:00

GenPI.co Bali - Usaha bisnis Dawet Kemayu mampu bangkit dari keterpurukan imbas peran penting dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Nasabah bank plat merah KSP Godean, Intan dan suaminya Muhammad Nadzir Alimudin selaku pemilik bisnis minuman dawet tersebut merasakan dampak dahsyat.

Bagaimana tidak? Berkat bantuan BRI, Intan dan suami kini telah memiliki lebih dari 200 Outlet di lebih dari 30 kota di Pulau Jawa dengan omset menembus Rp 1 Miliar per bulan selama masa pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  Bandara Ngurah Rai Berjubel Wisman, Wagub Cok Ace Salahkan Ini

Tidak mudah memang, perjalanan jatuh bangun telah Intan dan suami jalani selama mengembangkan usahanya.

Usaha kuliner sebelumnya yaitu ayam geprek yang menjadi tren pada masanya.

BACA JUGA:  Profil Artis Cantik Asal Bali Luna Maya, Punya Segudang Prestasi

Intan memanfaatkan pinjaman dari BRI untuk mengembangkan usaha ayam geprek hingga berjalan lebih dari 7 tahun hingga berkembang dengan 8 cabang dan 24 outlet waralaba.

Namun sayang, euforia ayam geprek mulai turun hingga pada tahun 2019 Intan dan suaminya terpaksa menutup beberapa cabang outlet miliknya karena pendapatanya tidak mampu lagi menanggung biaya operasional sewa dan gaji karyawan.

BACA JUGA:  Rahmad Darmawan Bikin Rans FC Apik, Alarm Bahaya Bali United?

Namun dia juga tidak pernah tega jika harus merumahkan karyawannya saat itu.

Di tengah keterpurukan usahanya, Intan seperti menemukan sebuah jalan hidup lain saat menemukan inspirasi dari minuman segelas dawet ireng khas Purworejo.

Ide muncul untuk membuat dawet menjadi lebih modern dan bersaing dengan minuman kekinian lain yang sedang terkenal seperti Boba dan Thai Tea.

Setelah konsultasi dengan BRI, Intan berpendapat diperlukan sebuah inovasi dan kreatifitas untuk membawa Dawet naik kelas.

Tak main-main, Intan serius dan memberanikan diri membuka outlet dengan merk Dawet Kemayu pertamanya di Yogyakarta pada awal Maret 2020.

Sebuah langkah inovasi Intan dilakukan, dawet yang biasa berbahan baku santan, diganti dengan menggunakan Fiber Creme.

Krim nabati yang jauh lebih sehat jika dibandingkan santan yang mengandung banyak lemak dan karbohidrat.

Namun dari segi rasa, fiber creme tidak kalah gurih dan nikmat dibanding santan.

Cendol dari Dawet Kemayu pun beda dibandingkan cendol biasanya, cendol sangat kenyal, nikmat seperti boba hingga penikmat Dawet Kemayu bisa merasakan sensasi boba dalam dawet.

Gula yang digunakan pun unik, kombinasi gula jawa dan gula aren menambah manisnya Dawet Kemayu pas bagi penikmat.

Packaging Dawet Kemayu juga terbilang tidak biasa.

Bayangkan saja, selain dalam bentuk Plastic cup, Bottle pack dan Thinwall pack, tersedia pula kemasan Hampers yang cukup untuk keluarga yang dapat digunakan untuk oleh-oleh khas dari kota Yogyakarta atau hampers hari raya.

Seperti tak ada habisnya tantangan bagi Intan, kurang dari dua minggu sejak Intan membuka outlet pertamanya, pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia dan disusul kebijakan PSBB yang sangat menghancurkan harapan Dawet Kemayu.

Namun mental Intan yang sudah teruji dari kegagalan sebelumnya tak mau menyerah begitu saja.

Melalui fasilitas program KMK Tangguh dari BRI, Intan justru membuka 10 outlet miliknya di kota Yogyakarta dikala pandemi, yang kebanyakan di pusat perbelanjaan.

Intan semakin serius mengelola brand Dawet Kemayu dengan merekrut profesional untuk mengelola media sosial dan digital marketing.

Melalui instagram @dawetkemayu.official yang dikelola dengan sangat profesional, membuka jalan Dawet Kemayu lebih dikenal dan melebarkan sayap keseluruh penjuru pulau Jawa.

Intan pun merasa bahagia, bisnis usaha waralaba Dawet Kemayu yang dirintisnya sukses besar di pasaran berkat bantuan BRI. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI