GenPI.co Bali - I Wayan Puspa Negara selaku eks anggota DPRD Badung mengkritik keras insiden wisatawan mancanegara (wisman) yang berjubel di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Jumat (29/07/22).
Menurut dia, sistem keimigrasi yang diterapkan oleh bandar udara sangat tak mendukung potensi pariwisata Pulau Seribu Pura.
Kritik tajam Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) ini terucap buntut terjadinya antrean penumpang yang baru datang di konter Imigrasi TPI Bandara Ngurah Rai.
Disebut-sebut antrean yang diduga terjadi pada Jumat (29/07/22) lalu itu mencapai lima jam lamanya.
Kejadian ini menuai cibiran dari sejumlah media asing. Mereka menuding pengelola bandara dan petugas Imigrasi tidak profesional.
Padatnya antrean selain didominasi warga negara asing (WNA), juga dipicu banyaknya Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang kembali ke tanah airnya melalui Bandara Ngurah Rai Bali.
Antrean yang mengular dan berjam-jam sempat menimbulkan suasana ricuh antarpenumpang dan petugas Imigrasi.
"Situasi ini seharusnya tidak terjadi jika pihak pengelola, keimigrasian dan pihak terkait lainya di bandara memiliki visi yang sama," ujar Puspa Negara.
Menurut Puspa Negara, dengan masa length of stay yang pendek, para turis asing selama berwisata ke Bali, yakni antara 3-7 hari, harus dilayani dengan maksimal.
“Jangan sampai waktu berlibur mereka terpotong sia-sia hanya karena prosedur di bandara yang ribet dan tidak efisien," kritik Wayan Puspa Negara.
Puspa Negara menegaskan bahwa industri pariwisata Bali tengah berjuang untuk bangkit setelah dihantam badai pandemi Covid-19.
Di masa recovery ini, Puspa Negara menambahkan, pelayanan prima, nyaman, mudah, cepat, dan efisien harus jadi prioritas utama di mata dunia internasional.
"Karena memang tujuan berwisata adalah untuk refreshing, kebahagiaan, kesenangan dan kenyamanan," sindir tokoh masyarakat Desa Adat Legian, Kuta, ini.
Eks anggota DPRD Badung, Puspa Negara sendiri percaya perlu adanya pembenahan di Bandara Ngurah Rai, Bali agar kasus wisman berjubel yang mencoreng sektor pariwisata terulang kembali. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News