Bandara Bali Utara Terbuang dari PSN, Mangku Pastika Bongkar Ini

01 Agustus 2022 07:00

GenPI.co Bali - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sekaligus eks Gubernur Made Mangku Pastika beberkan fakta baru kala Bandara Bali Utara terbuang dari Proyek Strategis Nasional (PSN) baru-baru ini.

Menurut tokoh penting yang juga mantan Kapolda Pulau Dewata tersebut, sejak awal rencana pembangunan bandara internasional berlokasi di Buleleng itu memang penuh masalah.

Nah, pemerintah pusat Indonesia diketahui memutuskan mencoret proyek tersebut dan mencari lokasi yang baru lantaran jika dipaksakan menimbulkan keramaian.

BACA JUGA:  Profil: Gede Ngoerah, Pahlawan yang Bikin RSUP Sanglah Ganti Nama

Mirisnya pencoretan Bandara Bali Utara membongkar kisah yang penuh onak dan duri.

Menurut Pastika, pembangunan bandara terkait dengan keselamatan penerbangan dan keselamatan manusia.

BACA JUGA:  Chef Devina: Jangan Cuci Daging atau Ayam Sebelum Dimasak

Dalam konteks Bandara Bali Utara, bolak balik pilihan lokasinya dari kawasan timur dan barat Kabupaten Buleleng.

"Pertama kali memang dahulu saya sarankan di Gerokgak, karena di sana ada tanah provinsi 650 hektare, itu tinggal nambah sedikit sudah jadi,” ujar Pastika, Sabtu (30/07/22).

BACA JUGA:  Media Asing: Viral Video Aksi Gila Bule Naik Motor Matik di Bali

Namun, dari hasil survei pembangunan bandara tersebut tidak bisa dilakukan lantaran dikelilingi bukit, belum lagi ada masalah angin.

Menurut mantan gubernur Bali ini, muncul wacana memindah bandara di Lapangan Terbang Letkol Wisnu yang berada di Buleleng bagian barat di Desa Sumberkima Gerokgak.

“Lapangan Terbang Letkol Wisnu selama ini digunakan untuk pelatihan, kecil-kecil pesawatnya,” kata Pastika.

Namun, untuk melakukan manuver juga tidak bisa lantaran harus ke Belimbing Sari di Banyuwangi, Jawa Timur.

“Nanti ke situ tinggal balik saja mendarat. Kalau untuk muter-muter di situ (Gerokgak, red) enggak berani karena lokasinya dinilai tidak aman," ucapnya.

Rencana pembangunan bandara kemudian beralih ke Kubutambahan, Buleleng.

Menurut Pastika, saat itu ada dua konsultan yang tertarik, yang satu rencananya di darat menggunakan lahan milik desa adat.

Sedangkan yang satu lagi rencananya di laut, persis di punggungnya Pulau Bali, sebagian reklamasi dan laut.

“Jadi, landasan pacunya di laut. Menurut teori mereka, dengan landasan di laut tidak perlu ada pembebasan lahan dan merusak lahan yang produktif karena sawah di sekitar itu bagus sekali," tutur mantan Kepala BNN ini.

Namun, kemudian terjadilah persaingan antara konsultan yang berencana membangun di darat dan yang di laut.

"Namanya proyek triliunan sehingga berebut mana yang lebih benar. Ini terjadi tarik ulur," ujar Made Mangku Pastika membongkar fakta yang terjadi.

Seiring perjalanan waktu, desa adat giliran tidak setuju lahan itu dipakai untuk pembangunan Bandara Bali Utara.

Belum lagi lahan itu masih dikontrak orang. Jadi, tidak bisa begitu saja, sehingga alternatifnya ke laut.

"Pembangunan bandara di laut ini dahulu rencananya yang mau mengerjakan Pemerintah Kanada, tetapi karena kelamaan enggak jadi-jadi, ya enggak jadi akhirnya," kata Pastika lagi.

Meski demikian, anggota Komite 2 DPD RI ini mengungkap masih ada peluang melanjutkan pembangunan Bandara Bali Utara dengan skema lain.

"Kalau memang kita dibantu dalam program Public Private Partnership, mungkin masih bisa diteruskan," paparnya.

Terlepas dari beber fakta oleh eks Gubernur Made Mangku Pastika, Gubernur I Wayan Koster tak menyebut proyek Bandara Bali Utara bakal matik kutu gegara tak masuk PSN. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co BALI