GenPI.co Bali - Jaksa cantik bernama Yuliana Sagala berikan pesan penting kala jajarannya di Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar, Bali menyambangi SMA Negeri 7 Denpasar baru-baru ini.
Wanita yang juga Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) terkait itu mewanti-wanti agar pelajar di Sisma tak melakukan perundungan alias bullying serta mencoba narkoba.
Jaksa cantik ini mengatakan selain melanggar hukum, perbuatan tersebut dapat merusak masa depan siswa.
“Perundungan (kerap) terjadi di sekolah, tempat kerja, atau di mana pun. Itu sesungguhnya adalah tindakan sengaja menyakiti secara fisik, verbal, psikologis sehingga korban perundungan merasa tidak berdaya,” kata Yuliana, Selasa (19/07/22).
Ironisnya, pelaku sejumlah kasus perundungan seringkali ditemukan pada anak-anak usia remaja dan korbannya merupakan teman sebaya.
Oleh karena itu, Kajari Denpasar Yuliana Sagala meminta para pelajar menjaga hubungan antarsiswa tetap harmonis.
“Jangan bertindak semena-mena terhadap teman. Mari bersama menciptakan lingkungan harmonis untuk mencapai kesuksesan,” pesan Kajari Yuliana di hadapan para guru dan 1.600 pelajar SMAN 7 Denpasar.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan sepanjang 2021 ada 17 kasus perundungan di sejumlah provinsi yang melibatkan siswa/peserta didik dan pendidik.
Demi mencegah perundungan terjadi, utamanya pada hari pertama masuk sekolah, Kejaksaan Negeri Denpasar menggelar penyuluhan di SMAN 7 Denpasar.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program Jaksa Masuk Sekolah (JMS).
Jaksa cantik sekaligus Kajari Yuliana menyampaikan para pelajar SMA jadi salah satu kelompok sasaran program Jaksa Masuk Sekolah karena mereka merupakan bagian dari generasi muda, yang bakal memiliki peran strategis dalam pembangunan. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News