Telan Biaya Sektor Berkelanjutan Rp639 Triliun, Ini Komitmen BRI

22 Juli 2022 22:00

GenPI.co Bali - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memiliki suatu komitmen khusus hingga berani menggelontorkan dana Rp639 triliun untuk biaya sektor berkelanjutan.

Adapun bank berplat merah ini berusaha keras mendukung penerapan prinsip ESG atau Environmental (lingkungan), Social (sosial), dan Governance (tata kelola perusahaan) terus didorong oleh seluruh perusahaan.

Hal inilah yang membuat mereka rela menghabiskan biaya hingga ratusan triliun demi mencapai itu semua.

BACA JUGA:  Wisatawan Resah, Bau Busuk Pantai Batu Bolong Canggu Menggila

Seperti diketahui, tingkat kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim memang meningkat, dan hal ini tidak terlepas dari dampak pemanasan global yang terus mengkhawatirkan.

Merujuk pada laporan Swiss Re Institute 2021, pada 2050 ekonomi global diprediksi dapat tergerus sebesar 18% jika negara-negara terus menggenjot pertumbuhan tanpa memperhatikan perubahan iklim.

BACA JUGA:  Liga 1: Laga Perdana Bali United, Teco Puji 3 Senjata Persija

Bahkan, secara khusus, ekonomi Asia Tenggara dapat terancam anjlok 37,4%.

Terkait hal ini, analis pasar modal Hans Kwee mengungkapkan, bank yang bergerak di sektor jasa keuangan, memiliki kesempatan menyalurkan pembiayaan berkelanjutan.

BACA JUGA:  Profil Gede Ngurah Puspayoga, Eks Wagub Bali Malah Jadi Menteri

“Infrastruktur energi berkelanjutan yang belum optimal ini sebenernya ada potensi kredit dan membutuhkan dana dari bank,” katanya.

Menurutnya, portofolio pembiayaan berkelanjutan juga akan menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan.

Investor saat ini, khususnya global, terlihat mulai mengkhawatirkan untuk menempatkan uangnya di perusahaan yang memiliki banyak eksposur ke proyek tidak ramah lingkungan.

Sementara itu, BRI sendiri terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan bisnis.

Tercatat, BRI telah memiliki portofolio kredit yang besar terhadap pembiayaan berkelanjutan.

Per Maret 2022, BRI telah menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha berkelanjutan (ESG) hingga Rp639 triliun atau 65% dari total kredit.

Selain itu, perseroan juga membiayai sejumlah proyek berwawasan lingkungan dengan total nilai Rp71,5 triliun.

Tak hanya itu, belum lama ini BRI juga menawarkan green bond senilai Rp5 triliun.

Obligasi berwawasan lingkungan ini bahkan mengalami kelebihan pesanan atau oversubscribed hingga 4,4 kali dengan rincian investor domestik mencapai Rp21,84 triliun dan investor luar negeri Rp1,12 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, ke depannya perseroan sangat mungkin dan terbuka peluang untuk kembali menerbitkan instrumen yang berbasis Green Economy atau ESG.

“Ini menunjukkan antusiasme masyarakat dan investor untuk membeli instrumen-instrumen yang didasarkan pada aspirasi BRI dalam merealisasikan Green Economy," kata dia.

Sunarso pun menambahkan bahwa biaya besar itu pun sepadan karena bakal meningkatkan ESG kedepannya.

"BRI akan terus memperkuat implementasi ESG dari sisi pendanaan yang disebut ESG Fund atau ESG Liabilities,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Darma juga mengatakan bahwa penerbitan green bond akan menjadi tren seiring dengan kebutuhan dana jumbo untuk proyek berkelanjutan.

“Prospeknya besar, karena ke depan pendanaan yang terkait dengan lingkungan atau ESG semakin diminati khususnya oleh investor-investor yang mementingkan pendanaan atau investasi yang mereka lakukan juga terkait dengan ESG,” katanya.

Sesuai dengan visi pemerintah untuk mencapai netral karbon pada 2060, di sektor keuangan BRI pun turut berupaya mewujudkan sustainable finance atau pembiayaan berkelanjutan.

Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit kepada industri ramah lingkungan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI