BMKG Beri Kabar Baik Soal Banjir Rob di Perairan Bali, Ada Apa?

20 Juli 2022 09:00

GenPI.co Bali - Kabar gembira datang dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyoal banjir rob yang sempat terjadi di Bali beberapa hari terakhir.

Sebagaimana diketahui, bencana banjir laut pasang sempat terjadi di pesisir Sanur, Denpasar dan yang paling parah ialah di perairan Pantai Lebih, Gianyar.

Nah, Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III I Nyoman Gede Wiryajaya menyebut kabar gembira bahwa potensi ancaman fenomena meresahkan ini kian menurun.

BACA JUGA:  Profil Made Mangku Pastika, dari Polisi Jadi Gubernur Bali

"Potensi rob di wilayah Denpasar kami lihat sudah menurun gelombang maupun anginnya, tetapi apabila ada yang signifikan, kami akan segera buat peringatan dininya," kata Wiryajaya, Minggu (17/07/22).

Menurut Gede Wiryajaya, BMKG melakukan pemantauan di seluruh wilayah pesisir Bali, tidak hanya fokus ke Denpasar per tanggal 12 – 17 Februari 2022.

BACA JUGA:  Ramaikan Pesta di Bali, Gaun Nikita Mirzani Jadi Sorotan Warganet

Pasalnya, setiap wilayah di Bali memiliki waktu terjadi banjir rob yang berbeda-beda.

Peringatan banjir rob khusus untuk perairan Bali bagian selatan mulai dari pantai Pulukan, Pekutatan, Soka, Kuta, Sanur.

BACA JUGA:  Arema FC Juara Piala Presiden, yang Gempar Malah Bali, Ada Apa?

BMKG mengeklaim belum mengetahui informasi kemungkinan terjadinya banjir rob susulan setelah ketinggian air di perairan Denpasar menurun menjadi 3,5 meter.

Sabtu lalu, ketinggian air menyentuh 4 meter. Kecepatan angin saat itu mencapai 20 knot, hari Minggu (17/07/22) berada di kisaran 18 knot.

Angka ini dinilai belum signifikan atau ekstrem karena belum mencapai 25 knot.
Dengan penurunan ini BMKG Wilayah III Denpasar berharap kondisi perairan Bali makin membaik.

Gede Wiryajaya menjelaskan penyebab terjadinya bencana di perairan Bali akibat munculnya gelombang yang dipicu angin yang bertiup dari Australia menuju Asia.

Kondisi tersebut ikut memengaruhi pasang surut secara astronomis.

Meskipun pada hari ini potensi bencana menurun, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk mewaspadai segala kemungkinan seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan cuaca hujan yang masih berlangsung walaupun tengah memasuki musim kemarau.

"Di beberapa wilayah masih ada hujan dengan intensitas yang sedang sampai tinggi,” ucap Gede Wiryajaya.

Menurutnya, sebenarnya sekarang musim kemarau. Dari 15 zona musim yang ada di Bali, ada 12 zona yang sudah masuk musim kemarau.

Namun, di Bali tengah ada dua zona dan di daerah Bali barat ada satu yang belum masuk musim kemarau.

BMKG mengimbau para nelayan yang sehari-hari di laut secara rutin mencari informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan tetap waspada dengan potensi bencana di laut, terutama banjir rob di Bali yang bisa tiba-tiba terjadi. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI