Bali Viral! Video Ulat Emas Muncul di Karangasem, Pertanda Buruk?

19 Juli 2022 09:00

GenPI.co Bali - Pertanda buruk nampaknya bakal muncul setelah viral video menunjukkan banyak ulat emas bermunculan di suatu wilayah Kabupaten Karangasem, Bali baru-baru ini.

Sebelumnya, Warga Banjar Uma Sari Kauh, Selat, Gumi Lahar, dihebohkan dengan munculnya rekaman lulut alias ulat berwarna kuning keemasan di pekarangan rumah warga setempat.

Dalam sekejap video kemunculan hewan itu pun viral dan menjadi perbincangan warganet Bali.

BACA JUGA:  PMKRI Denpasar Bali Tuding RKUHP Bungkam Demokrasi Indonesia

Dalam video yang diunggah sejumlah akun media sosial dengan durasi kurang dari 10 detik itu terlihat ulat emas mendadak muncul secara tiba-tiba.

Ulat itu bergerak acak dan sesekali membuat barisan panjang seperti batang kayu.

BACA JUGA:  Daftar 10 SMA Terbaik di Bali Sesuai Nilai UTBK, Banyak Penurunan

Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali, kehadiran ulat emas ini tidak boleh diremehkan begitu saja karena jadi pertanda buruk.

Mengutip lontar Tatwa Japa Kala, kemunculan ulat emas dipercayai masyarakat Hindu Bali merupakan pertanda karang itu panas.

BACA JUGA:  Format Liga 1 Bikin Bali United Untung, Respons Teco Mengejutkan

Dalam lontar Bhama Kertih dijelaskan ada empat jenis ulat, yakni lulut perak, lulut tembaga, lulut emas dan lulut besi.

Disebutkan dalam lontar Bhama Kertih, “Yan hana lulut metu ring pakarangan, kalulut baya ngaran panes’.

Artinya kurang lebih, apabila ada lulut di pekarangan, pertanda datang bahaya yang terus menerus.

Untuk menetralisasi datangnya bahaya, ada sejumlah upacara atau ritual yang harus dilakukan pemilik rumah sebagaimana yang tercantum dalam lontar.

Namun, upacara tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus menunggu hari baik sesuai kalender Bali.

Upacara pertama adalah menghaturkan segehan manca warna di tempat keluarnya ulat emas itu.

Ulat yang ada di lokasi lalu diambil menggunakan sendok yang terbuat dari janur dan dimasukkan ke dalam kelapa warna kuning dibungkus kain putih dan dihanyutkan ke sungai.

Akan lebih baik kalau langsung dihanyutkan ke pantai. Sebelum menghanyutkan ke sungai atau laut, harus melakukan piuning atau mohon izin dengan menghaturkan canang.

Baru setelah itu melakukan upacara caru jigra maya untuk menetralisir unsur negatif yang kemungkinan terjadi dengan kemunculan ulat emas itu.

Namun, untuk menggelar upacara harus mengikuti hari baik, tidak bisa sembarangan dilaksanakan.

Berbagai macam upacara sakral itu pun diharapkan bisa menolak bala akan potensi pertanda buruk yang mungkin muncul gegara ulat emas di pekarangan rumah tersebut. Terutama di lokasi video viral area Karangasem, Bali itu. (lia/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI