Indonesia Patut Bangga! FMCBG di Bali Hasilkan FIF Rp19 Triliun

19 Juli 2022 00:00

GenPI.co Bali - Pertemuan ketiga para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) di Bali sejatinya patut membuat bangsa Indonesia bangga gegara tercapainya Financial Intermediary Fund (FIF) hingg Rp19 triliun baru-baru ini.

Melalui acara internasional tersebut, sejumlah negara anggota G20 menyatakan komitmennya berkontribusi kepada pembentukan dana perantara keuangan atau FIF.

Nah, kabar baiknya jumlah dana yang terkumpul dalam FMCBG di Nusa Dua, Badung, Bali tersebut bakal berguna untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons menghadapi pandemi.

BACA JUGA:  Bahaya Wabah PMK Bali, Wisman Australia Mesti Relakan Barangnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Korea Selatan menyusul memberikan komitmen kontribusinya pada FIF.

Dengan demikian, jumlah dana yang saat ini terhimpun berada di kisaran USD 1,28 miliar (Rp19 triliun) atau naik sekitar USD 0,18 miliar dari pertemuan sebelumnya.

BACA JUGA:  Surya Paloh Resmikan Sekretariat Nasdem di Bali, Sebut Terbaik

Menurut rencana FIF akan mulai beroperasi penuh pada 2022 ini dengan Bank Dunia sebagai Wali Amanat dan WHO sebagai pendukung utamanya.

"Jadi, kita sepakat melanjutkan semangat dalam kolaborasi dan kerja sama, itu sangat terlihat dan itulah semangat G20 yang menurut saya sangat kita banggakan, masih bisa dipertahankan," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Minggu (17/07/22).

BACA JUGA:  Dituduh Penipu di Bali, Ini Dalih Pedagang Grosir Sembako

Sri Mulyani menambahkan bahwa hasil positif lain yang didapat dari pertemuan kali ini ialah adanya kesadaran dari tiap negara G20 untuk bekerja sama keluar dari krisis ekonomi.

Beberapa di antaranya berkaitan dengan keberlanjutan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga ekonomi dan keuangan digital.

Meski pertemuan FMCBG, berakhir tanpa komunike atau pernyataan bersama,tetapi beberapa keputusan yang disepakati tersebut, sedikit banyak menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menyatukan berbagai pandangan dunia.

Sri Mulyani mengatakan hal tersebut bukan berarti pertemuan di Bali itu gagal, tetapi Indonesia menghormati semua pandangan yang berkembang dalam pertemuan.

"Ini adalah situasi yang menantang dan sulit karena ketegangan politik. Jadi, kami sangat menyadari konteksnya, bagaimana sebenarnya kami melakukan dan mendorong dan menyelenggarakan pertemuan ini," ujar Sri Mulyani.

Sebagai tuan rumah, Indonesia telah menyediakan 14 paragraf Chair Summary yang akan diusulkan sebagai komunike.

Namun, dari 14 usulan, terdapat 2 paragraf yang gagal mendapat kesepakatan dari tiap anggota negara G20.

Dua paragraf yang tidak mendapatkan kesepakatan bulat itu berkaitan dengan ketegangan politik dan pendirian masing-masing negara anggota.

"Tentu saja kami benar-benar menempatkan itu dalam konteks bahwa di satu sisi ini mencerminkan semua pandangan anggota ini dan di sisi lain ada masalah yang belum bisa mereka rekonsiliasi," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani menegaskan bahwa secara prinsip dan historis, G20 merupakan forum yang dibentuk membahas isu perekonomian.

Namun, situasi saat ini membuat adanya irisan antara tensi politik dan isu ekonomi itu sendiri.

Keberhasilan FMCBG dalam mengumpulkan dana FIF di Bali seperti yang dilaporkan oleh Menkeu Sri Mulyani ini pun patut membuat Indonesia bangga bisa menyatukan delegasi internasional dalam acara penting. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI