GenPI.co Bali - Yaari Rom, seorang pelukis ternama asal Amerika Serikat (AS) melakukan aksi apik guna galakkan peduli lingkungan di Bali baru-baru ini.
Tak main-main, melalui karya dalam pameran yang diselenggarakan olehnya, ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap alam sekitar.
Pameran tunggal karya fenomenalnya ini digelar di Park 23 Gallery & Creative Hub, Tuban, Kuta, Kabupaten Badung.
Pameran tunggal ini berlangsung mulai Selasa (05/07/22) lalu hingga 24 Juli 2022 mendatang.
Yaari Rom mengusung tema lingkungan bertajuk The Art of Mother Earth.
Selama beberapa hari ke depan, pameran lukisan dibuka untuk umum mulai pukul 12.00 - 20.00 WITA setiap harinya.
"Selain pameran lukisan, nanti akan ada juga talkshow dan lokakarya," ucap pelukis asal AS tersebut, Selasa (05/07/22) di Kuta, Badung.
Lukisan yang ia pamerkan kali ini adalah karya-karya yang terinspirasi dari alam dan kehidupan masyarakat Bali.
Sesuai tema pameran, Yaari Rom mengajak pencinta seni Indonesia dan Bali khususnya untuk bersama-sama mengambil peran positif untuk planet bumi.
Tekad untuk melindungi bumi lewat karya seni ini, diakuinya dalam upaya merefleksikan kebiasaan buruk manusia di bidang lingkungan serta perilaku sosial masyarakat.
"Saat ini menjadi lebih penting bagi semua generasi untuk mengambil bagian dan memiliki serta kepekaan terhadap gerakan sosial untuk lingkungan hidup," jelasnya.
Menurut Yaari, dari banyaknya lukisan yang dipamerkan, ada satu lukisan yang paling digemarinya, yakni lukisan bertemakan air dengan latar berwarna biru.
Lukisan ini menunjukan komitmennya untuk menjaga lingkungan terutama yang berkaitan dengan air.
Sebab selama ini ia memiliki kekhawatiran tentang air yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kondisi air tidak dijaga dengan baik, seperti masih ada perilaku membuang sampah sembarangan ke laut," sungutnya.
Yaari Rom diketahui banyak berpartisipasi dalam teater dan seni jalanan di banyak negara di dunia.
Tiba di Bali pada tahun 2003, Yaari Rom langsung merasa seperti pulang kembali ke rumah dengan keindahan pulau dan unsur spiritualitas budaya Bali yang menakjubkan.
Diprakarsai oleh ibu dan teman-temannya yang sudah akrab dengan Bali, ia mendirikan studio pertamanya di Penestanan, Ubud, Kabupaten Gianyar.
Setelah bertahun-tahun membangun sekolah, Yaari Rom memutuskan untuk pindah ke Seminyak, Kuta dan mendirikan Yaari Toya Center.
Sanggar seni keduanya untuk seni ini merupakan kolaborasinya bersama seorang pelukis asal Bali Ni Made Toya.
"Yaari sendiri merasa bertanggung jawab sebagai seorang seniman mengambil peran dalam menceritakan sebuah kisah ironis melalui konten visual," papar Ni Made Toya.
Cara Yaari Rom, pelukis AS menggunakan karyanya untuk galakkan semangat peduli lingkungan ini pun sangat cocok dilakukan di Bali. Pasalnya, di Pulau Seribu Pura yang notebene destinasi wisata favorit masih 'tenggelam' dalam masalah sampah. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News