Penolakan Lokasi Terminal LNG, Ini Aksi Apik Warga Intaran Sanur

09 Juli 2022 00:00

GenPI.co Bali - Warga Desa Adat Intaran, Sanur, Denpasar, Bali kembali melakukan aksi apik penolakan terhadap proyek lokasi Terminal liquefied natural gas (LNG) baru-baru ini.

Setelah sempat demo ke DPRD hingga lakukan persembahyangan, kini warga desa yang dekat dengan kawasan bakau tersebut bergerak turun ke lapangan pada Selasa (05/07/22).

Tak main-main, aksi apik dilakukan Ratusan warga Desa Adat Intaran yang berasal dari Banjar Bet Ngandang dengan cara turun ke jalan dan memasang baliho tolak Terminal LNG.

BACA JUGA:  Motif Duel Maut Buleleng Terungkap, Ini Alasan Edi vs Ketut

"Kegiatan ini serentak di tujuh titik yang ada di pesisir Desa Adat Intaran. Kita memasang baliho tolak Terminal LNG," kata Kelian Adat Banjar Bet Ngandang I Made Suda, Selasa (05/07/22).

Sebelumnya tak kurang dari lima baliho besar dipasang di sejumlah sudut jalan Desa Adat Intaran, kini bertambah di Banjar Sindhu Kaja, Sindhu Klod, Batu Jimbar, Semawang, Bet Ngandang, Blanjong, dan Tanjung.

BACA JUGA:  Jelang Liga 1, Teco Pergi dari Bali United, Bikin Rencana Besar?

I Made Suda mengaku bersama warganya tetap berkomitmen untuk menolak pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove Muntig Siokan.

Menurutnya, pembangunan Terminal LNG berpotensi merusak terumbu karang dan biota lainnya.

BACA JUGA:  Dadong Ceblok Tewas di Sungai Penet Badung Bali, Temuan Polisi?

Kelian Banjar Bet Ngandang mengaku masyarakatnya sebagian besar bekerja di pesisir pantai, mulai dari pedagang, nelayan hingga pekerja pariwisata.

Pembangunan Terminal LNG berpotensi memicu abrasi dan merugikan dari sisi pariwisata lantaran berdampak secara langsung bagi warganya.

Suda juga menyebut sebanyak 147 Kepala Keluarga di wilayah tersebut sepakat untuk menolak pembangunan proyek.

Mereka berharap agar lokasi Terminal LNG kembali pada rencana awalnya di Pelabuhan Benoa.

Made Suda mengaku warga tetap bersikeras bahwa bukan pengkajian ulang yang menjadi solusi.

"Kalau kita lihat aturan sesungguhnya di Pelabuhan Benoa kenapa harus dipindahkan ke kawasan mangrove. Kami tidak menolak Terminal LNG, energi bersih justru kami senang. Yang kami tolak itu lokasinya," bebernya.

Nantinya apabila hasil kajian dari pemerintah ternyata tak sesuai dengan harapan masyarakat, Suda mengaku akan tetap konsisten dalam berjuang bersama warganya.

Apa yang dilakukan warganya bukan untuk melawan rencana baik pemerintah terhadap pembangunan energi bersih, tetapi murni mempertahankan pesisir pantai.

"Tentu kami akan menyampaikan kepada masyarakat karena ini adalah komitmen kami untuk menolak, itu jelas akan merusak lingkungan dan berdampak pada masyarakat kami," paparnya.

Sebelum aksi apik para warga Desa Adat Intaran, Sanur yang sampai turun ke jalan dan memasang baliho, penolakan terhadap lokasi Terminal LNG juga disuarakan oleh DPRD beberapa waktu lalu. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI