GenPI.co Bali - Belakangan ini, jagat media sosial (medsos) gempar dengan trending topic Twitter, tagar Jangan Percaya ACT. Entah suatu kebetulan atau tidak, kantornya yang berada di Bali tutup usai terungkapnya suatu dosa.
#JanganPercayaACT mulai ramai jadi perbincangan publik sejak Minggu (03/07/22) lalu setelah terungkapnya fakta mengejutkan.
Ya, kejadian berujung trending ini terjadi menyusul terbongkar borok internal organisasi nirlaba non profit bernama Aksi Cepat Tanggap (ACT) tersebut terkait pengelolaan anggaran.
Sejumlah petinggi ACT diduga telah menyelewengkan dana umat yang mereka himpun selama bertahun-tahun.
Seperti diketahui, sejak berdiri pada 21 April 2005 silam, ACT termasuk lembaga yang paling getol menghimpun dana masyarakat, terutama dari kalangan umat Islam.
Dana umat yang dihimpun tak sekadar berasal dari sektor Ziswaf (zakat, infak, sedekah, dan wakaf), tetapi juga donasi bencana alam dan kemanusiaan.
Tak hanya di dalam negeri, ACT bahkan terkenal aktif menyalurkan donasi umat tersebut ke sejumlah negara Islam seperti Palestina.
Dugaan penyelewengan dana umat ini didukung terungkapnya fakta mencengangkan seputar gaya hidup mantan Presiden ACT, Ahyudin.
Selama 17 tahun memegang kendali penuh, pendiri ACT ini ternyata menikmati gaji bulanan yang fantastis, yakni mencapai Rp 250 juta per bulan.
Fakta tersebut diakui Ahyudin sendiri saat dirinya diwawancarai Koran Tempo, Sabtu (02/07/22) lalu.
Bahkan, gaji yang diterima Ahyudin dan para petinggi ACT lainnya disebut-sebut sebanyak 18 kali dalam setahun.
Sederet fasilitas mewah juga dinikmati Ahyudin, seperti tiga mobil operasional pribadi berupa Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero Sport, dan Honda CRV.
Di Bali, ACT Bali juga dikenal aktif menghimpun dana umat Islam dengan menggandeng sejumlah organisasi keagamaan.
Sayangnya, Koordinator ACT Bali Arif Marsudi enggan menanggapi saat JPNN.com berusaha untuk mewawancarainya, Senin (04/07/22).
Sejumlah daftar pertanyaan yang disodorkan JPNN.com, tidak mendapat respons.
Kantor ACT Bali yang berlokasi di Jalan Waturenggong, Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar Selatan juga tampak sepi dari aktivitas.
Pintu utama kantor berupa ruko tiga lantai itu terpampang tulisan 'Closed', pertanda tidak beroperasi pada Senin (04/07/22) lalu.
Entah terhubung atau tidak hingga membuat kantor cabang di Bali tutup, trending topic Twitter tagar Jangan Percaya ACT membuat banyak kalangan netizen kecewa apabila borok tersebut benar adanya. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News