Latar Jerman, Presiden Jokowi Undang Pemimpin G7 Ikut G20 di Bali

05 Juli 2022 02:00

GenPI.co Bali - Kala mengunjungi Jerman, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) tanpa ragu-ragu mengundang kalangan pemimpin G7 untuk turut serta gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 nanti.

Undangan tersebut dilontarkan orang nomor satu Tanah Air saat menyampaikan pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Negeri Panzer, Senin (28/06/22).

“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” ujar Presiden Jokowi, Senin (27/06/22).

BACA JUGA:  G20 Muncul dari Atas Tol Bali Mandara, Jasamarga Ungkap Ini

Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam sesi ini, yaitu Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang agar tidak jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.

BACA JUGA:  Tersandung Narkoba, Desertir Polisi Jembrana Bali Dipenjara

“Sebanyak 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut.

G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Presiden Jokowi.

BACA JUGA:  Murah! Daftar Harga Rumah Dijual di Bali, Mulai dari Rp500 Juta

Presiden Jokowi menekankan pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia paling mendasar.

Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” kata Presiden.

Presiden Jokowi menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.

Menurut Presiden, terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut.

Pertama, fasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan.

Kedua, komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

Jokowi kembali menyerukan pentingnya negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan ini, sekarang dan mulai saat ini.

Atas dasar solusi berbagai macam masalah di dunia inilah jadi alasan Presiden Jokowi mendesak keikutsertaan G7 dalam gelaran KTT G20 di Bali nanti. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI