Lembah Sungai Petanu-Pakiresan Punya Jejak Peradaban Manusia Bali

26 Juni 2022 21:00

GenPI.co Bali - Baru-baru ini terkuak fakta apik bahwa jejak peradaban manusia Bali muncul di lembah Sungai Petanu-Pakerisan sejak zaman dahulu kala.

Sejatinya peradaban berawal dari sistem pengarian sendiri tak cuma muncul di Pulau Dewata saja, melainkan juga kerajaan-kerajaan besar seantero dunia.

Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan menjaga dan merawat sungai adalah bagian dari menjaga kehidupan manusia sekaligus membangun pusat peradaban masyarakat.

BACA JUGA:  Proyek LNG Bahayakan Alam Bali, Warga Intaran Ngadu ke DPRD

"Lembah Sungai Sindhu juga lebih dahulu maju di bidang kebudayaan sebelum datangnya Bangsa Arya sekitar 1.500 tahun sebelum Masehi," ujar AAGN Ari Dwipayana, Kamis (16/06/22).

Saat seminar bertajuk "Pelestarian dan Pengembangan Cagar Budaya di Tukad Oos," AAGN Ari Dwipayana menyebut aliran sungai menjadi pusat pemerintahan, pusat spiritual dan juga permukiman dari hulu ke hilir.

BACA JUGA:  Bule Polandia Dideportasi Imigrasi Bali Imbas Skimming, Aksinya?

Selain itu dia juga menambahkan bahwa wilayah-wilayah yang dilalui sungai umumnya subur.

Sehingga, orang-orang cenderung bermukim di sepanjang aliran sungai.

BACA JUGA:  Tabrakan Mengerikan di Badung Bali, Kondisi 2 Bule Inggris Tragis

Hal itu ditunjukkan dari jejak peradaban manusia Bali di sepanjang lembah Sungai Petanu dan Pakerisan.

“Beberapa prasasti berikutnya menyebutkan Singhamandawa (nama kerajaan) dan Singhadavala (ibu kota kerajaan, diperkirakan di Manukaya Tampaksiring,” kata AAGN Ari Dwipayana.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto mengingatkan pentingnya menjaga sungai.
Pentingnya menjaga sungai tidak hanya bagi masyarakat Bali, tetapi juga masyarakat dunia.

Sebagian besar oksigen dihasilkan oleh terumbu karang, dan 40 persen terumbu karang dunia tumbuh di Indonesia.

Khusus Bali, turut menyumbang 1,4 persen terumbu karang dunia.

Menurut Andi Widjajanto, dalam mengkaji sungai , maka pendekatan yang digunakan harus transdisiplin.

Mulai dari disiplin ilmu arkeologi, filologi, antropologis, sosiologi, hingga ekonomi.

Hal tersebut agar pendekatan dan upaya konservasi yang dilakukan benar-benar menyeluruh dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Terlepas dari fakta Sungai Petanu-Pakiresan punya jejak peradaban manusia Bali, sudah tugas semua orang membantu kelestarian perairan demi kehidupan yang lebih baik lagi. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI