GenPI.co Bali - Pahala Mansury selaku Wakil Menteri (Wamen) BUMN berikan respons tak terduga setelah ramai warga Desa Intaran, Sanur, Denpasar Selatan, Bali lakukan penolakan besar-besaran proyek LNG baru-baru ini.
Sekedar informasi, penolakan kalangan masyarakat ini cukup berdasar mengingat pembangunan tempat energi terbarukan Liquefied Natural Gas bakal menghilangkan kawasan hutan bakau atau mangroove.
Kondisi ini lantas ditanggapi serius oleh Kementerian BUMN melalui Wamen Mansury yang buka suara ke awak media.
Kepada wartawan di BICC Nusa Dua, Badung, Rabu (22/06/22), Wamen BUMN Pahala Mansury mengaku sudah mendengar adanya penolakan proyek objek vital tersebut.
Responsnya pun tak terduga, alih-alih langsung mengiyakan permintaan warga Intaran, ia ingin memanggil para pejabat PLN terkait perkara ini.
Tak hanya mendengar aspirasi warga, Wamen BUMN Pahala Mansury mengatakan akan segera memanggil Direksi PLN dan anak perusahaannya, PT PLN Gas & Geothermal (PLNGG).
"Kita nanti akan mendengar hal tersebut dari PLN dan juga mendengar masukan-masukan," ujar Wamen BUMN Pahala Mansury, Rabu (22/06/22).
Ditemui di sela-sela menghadiri Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Conference 2022, Wemen BUMN Pahala enggan berkomentar banyak soal penolakan warga.
Namun, Wamen BUMN Pahala Mansury menuturkan pentingnya proyek pembangunan Terminal LNG itu untuk mewujudkan kemandirian Bali dalam hal penyediaan listrik.
Seperti diketahui, hingga kini ketersediaan energi listrik di Bali masih sangat bergantung pada pasokan dari Pulau Jawa.
PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, disebutkannya menjadi pemasok utama kebutuhan listrik Pulau Bali.
Selain itu, imbuh Pahala, pembangunan terminal gas tersebut juga sebagai bagian dari langkah penurunan emisi.
"Sebetulnya rencana untuk pengembangan tersebut khususnya adalah bagian dari pengembangan kapasitas listrik terpasang di Indonesia, sambil penurunan emisi," tuturnya.
Seperti diketahui, proyek terminal LNG rencana akan dibangun di kawasan pesisir Desa Sidakarya, Denpasar Selatan yang bersebelahan dengan Desa Adat Intaran, Sanur.
Proyek ini dibangun oleh PT PLN Gas & Geothermal (PLNGG) dan PT Dewata Energy Bersih (DEB).
"Kita lihat permasalahannya ulang seperti apa dan kita konsultasi dengan pihak PLN," papan Wamen Pahala Mansury.
Wamen BUMN Pahala Mansury nampaknya akan tetap mengkaji penolakan warga Desa Adat Intaran. Namun, ia juga meyakinkan bahwsannya proyek LNG nanti akan sangat bermanfaat bagi kebutuhan energi masyarakat Bali secara garis besar. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News