GenPI.co Bali - Baru-baru ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan visa khusus bagi kalangan wisatawan mancanegara (wisman) imbas Bali jadi surga pekerja remote.
Berdasarkan survei, 95 persen pekerja via dunia digital atau lebih dikenal digital nomad menjadikan Indonesia, khususnya Bali sebagai tujuan utama untuk lakoni pekerjaan jarak jauh.
Berdasarkan fakta tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tengah menggodok pembahasan tentang pemberian visa digital nomad.
Visa tersebut diperuntukkan bagi pekerja jarak jauh (remote), terutama turis asing dan pelancong bisnis bersama lintas kementerian/lembaga terkait.
"Setelah pandemi Covid-19 dan digitalisasi, banyak sekali keinginan remote worker atau digital nomad untuk tinggal di Bali dan destinasi wisata lain di Indonesia,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno, Selasa (14/06/22).
Visa digital nomad direncanakan dapat berlaku selama lima tahun.
Tujuannya untuk menarik wisatawan menikmati pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan lama tinggal jauh lebih panjang, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
“Ini menjadi suatu keniscayaan bahwa kita harus mempercepat penerbitan visa digital nomad,” kata Menteri Sandi.
Menurutnya, 2022 menjadi tahun yang tepat untuk menerbitkan suatu inovasi, dan inovasi ini adalah game changer, visa digital untuk para remote worker.
"Long term visa juga diharapkan menyasar silver economy, yaitu WNA yang mungkin saat musim dingin memiliki preferensi untuk tinggal di Bali atau di destinasi lainnya karena memiliki iklim yang lebih bersahabat,” paparnya.
Kehadiran visa khusus bagi kalangan digital nomad dipercaya oleh Kemenparekraf bakal makin meningkatkan potensi pariwisata Bali di mata wisman. Hal ini pun bisa meningkatkan lebih banyak kunjungan turis. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News