GenPI.co Bali - Desakan kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) agar turut membantu rampungnya Bandara Internasional Bali Utara disuarakan oleh tokoh adat Buleleng baru-baru ini.
Sosok tokoh masyarakat nampaknya sudah tak sabar adanya bandar udara alternatif selain Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Tokoh adat itu mendesak pemerintah Indonesia yang dipimpin Jokowi segera membangun bandara yang menurut rencana dibangun di pesisir pantai Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Setidaknya ada tiga tokoh agama dan adat yang sangat berpengaruh di kawasan Bumi Panji Sakti yang menuntut segera dibangunnya Bandara Bali Utara.
Ketiganya, yakni Bendesa Adat Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng I Nyoman Westha, dan Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Taman Manuaba, Kubutambahan.
Mereka mempertanyakan kelanjutan Bandara Bali Utara saat bertemu dengan General Manager (GM) PT BIBU Panji Sakti AA Ngurah Ugrasena, di Kubutambahan, Senin (13/06/22).
“Sudah terlalu lama kami menanti, kapan bandara dibangun?” kata Jero Pasek Ketut Warkadea, Senin (13/06/22).
Jero Pasek Ketut Warkandea mengatakan sudah lama warga di Bali Utara mengetahui rencana pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng.
Jero Pasek Ketut Warkandea menyebut pada Desember 2020 lalu telah menyurati Presiden Joko Widodo yang isinya meneruskan pernyataan warga dari Desa Adat Kubutambahan mendukung pembangunan bandara.
Namun, sampai saat ini bandara yang didambakan masyarakat Bali Utara belum juga terwujud.
PT BIBU adalah perusahaan penggagas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang lokasinya di pesisir pantai (off shore) dan berada di wilayah Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Pemerintah juga telah memutuskan pembangunan Bandara Bali Utara yang letaknya di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No. 109/2020.
Bandara Bali Utara nantinya akan memiliki runway yang panjangnya 3.600 meter dan lebar 45 meter.
Bandara ini dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777. Kapasitas terminalnya dapat menampung hingga 50 juta penumpang per tahun. Sementara terminal kargo memiliki kapasitas hingga 110.000 ton per tahun.
Terlepas dari fakta desakan tokoh adat Buleleng terhadap Presiden Jokowi, dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun Bandara Bali Utara diperkirakan mencapai Rp50 triliun. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News