Pindah dari Singaraja ke Surabaya, Jejak Ayah Soekarno Terbongkar

14 Juni 2022 13:00

GenPI.co Bali - Jejak ayah dari presiden pertama di Indonesia yakni Ir Soekarno akhirnya terbongkar setelah kabarnya nekat pindah dari Singaraja, Buleleng, Bali ke Surabaya lebih dari seabad lalu.

Ayahanda Bung Karno yang bernama Soekemi Sosrodihardjo sejatinya memiliki pekerjaan sebagai pengajar di Pulau Dewata sebelum akhirnya beralih ke Jawa Timur (Jatim) di masa kolonial Belanda.

Fakta itu diungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SDN Alun-Alun Contong Eddy Santoso saat memperingati Juni Bulan Bakti Bung Karno di Surabaya, Minggu (12/06/22).

BACA JUGA:  Pantai Pandawa Bali Banjir Wisatawan! Banyak Turis Domestik

Menurut Eddy Santoso, Raden Soekemi semula menjadi guru sekolah dasar pribumi di Singaraja, Bali.

Setelah sekian lama bertugas di Pulau Seribu Pura, Raden Soekemi menerima surat tugas ke Surabaya dari Pemerintah Kolonial Belanda pada 1901.

BACA JUGA:  Bali Viral! Bocah Karangasem Taklukan Gunung Agung, Pecah Rekor

Di Surabaya, Raden Sukemi mengajar di sekolah yang terletak di Jalan Sulung Sekolahan No. 1 Surabaya atau saat ini SDN Alun-Alun Contong.

SDN Alun-Alun Contong saat ini tepat berada di belakang Kantor Gubernur Jawa Timur.

BACA JUGA:  Wakil Filipina Jadi Miss Global, Pariwisata Bali Ketiban Untung

Di Surabaya, Raden Soekemi bersama istrinya, Ida Ayu Nyoman Rai tinggal di rumah kecil kawasan Pandean Gang IV No. 40 Kota Surabaya atau jaraknya sekitar 2 kilometer dengan SDN Alun-Alun Contong.

"Pak Soekemi, ayahanda Bapak Soekarno, sempat mengajar di sekolah SDN ALun-ALun Contong tahun 1901. Kemudian berpindah tugas mengajar ke daerah lain," ujar Eddy Santoso, Sabtu (11/06/22).

Pada 6 Juni 1901, di rumah itu, Ida Ayu Nyoman Rai melahirkan bayi laki-laki ketika fajar matahari merekah. Jabang bayi itu diberi nama Koesno, lalu berganti nama Soekarno.

Di kemudian hari, Soekarno menjadi Proklamator Kemerdekaan Indonesia, juga terkenal dengan sebutan "Putra Sang Fajar."

Eddy Santoso mengatakan SDN Alun-Alun Contong saat ini sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Wali Kota Surabaya No. 188.45/242/436.1.2/2014 tertanggal 28 April 2014.

Sekolah itu merawat dengan baik artefak-artefak sejarah, yang disimpan dan dipajang dalam satu ruang kelas, seperti foto-foto masa lalu, papan tulis lipat, buku-buku zaman Belanda hingga piala-piala tempo dulu.

Guru kelas 4 SDN Alun-Alun Contong Dian Nur’ani menambahkan di zaman Pemerintahan Belanda, sekolah tersebut bernama Inslandzhe School Soeloeng.

Inslandzhe School Soeloeng adalah sekolah khusus pribumi di Sulung yang diresmikan pada 20 Desember 1900 oleh Asisten Residern Kontroler.

Kemudian berubah nama menjadi HIS (Hollandsch Islandsche School) No. 1 Pollackstraat (Soeloeng) pada 1914.

Dian Nur’aini menjelaskan dalam buku Roslan Abdulgani yang dilahirkan di Peneleh menyebutkan Soekemi Sosrodihardjo mengajar di sekolah itu, sebelum dan setelah Soekarno lahir.

Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono saat mengunjungi SDN Alun-Alun Contong beberapa hari lalu mengaku kagum dengan upaya-upaya para guru dan kepala sekolah SDN Alun-Alun Contong dalam merawat artefak-artefak sejarah.

"Ini cara kreatif untuk memasukkan kurikulum lokal pada pengajaran sejarah bagi para siswa. Dengan tampilan semua ini, para siswa bisa dibantu untuk cepat memahami sejarah," papar Adi.

Terlepas dari fakta ayahnya Soekemi Sosrodihardjo yang pindah dari Singaraja ke Surabaya gara-gara alasan tak disenangi, Presiden RI Soekarno memang memiliki garis keturunan erat dengan Bali melalui ibunya yakni Nyoman Rai Srimben. (Ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI