GenPI.co Bali - Seorang pemuda asal Jembrana, Bali bernama inisial Muahamad Alfin Adam alias MAA (19) mesti rela dihajar massa efek takuti siswa SD di Singakerta, Ubud, Gianyar, berujung petaka baru-baru ini.
MAA yang tinggal sementara di Pengosekan, salah satu desa Gumi Seni, bersama sang paman, babak belur dipukuli penduduk yang murka pada Jumat (10/06/22) lalu.
Beberapa saksi mengatakan insiden ini diawali ketika siswa SDN 6 Singakerta teriak ketakutan lantaran melihat MAA menenteng senjata tajam (sajam).
Mereka takut setelah MAA diduga memalak para pelajar SD di area Ubud, Bali tersebut.
Teriakan pelajar SD itu mengundang warga yang kebetulan ada upacara ngaben di lokasi yang berdekatan dengan gedung SDN 6 Singakerta.
Para warga yang kesal lantas serentak mengepung dan menangkap sang pemuda asal Jembrana dan menghajarnya tanpa belas kasihan.
“Setelah diamankan warga, baru kemudian diamankan ke kantor polisi,” kata Kapolsek Ubud Kompol I Made Tama kepada awak media, Sabtu (11/06/22).
Belum banyak yang bisa digali dari sang pelaku. Menurut Kompol I Made Tama, MAA masih syok.
Polisi menduga MAA memiliki keterbelakangan mental. Hal itu bisa dilihat dari cara bicaranya yang kurang jelas.
“Meskipun dengan terbata-bata, pemuda itu sempat mengatakan jika beralamat di Jembrana, tetapi tinggal di Pengosekan, Ubud, bersama pamannya,” jelasnya.
Kepada polisi, MAA mengatakan sedang mencari kerja di Ubud. Kebetulan pada saat kejadian berhenti di depan SDN 6 Singakerta.
“Sementara masih dimintai keterangan. Kami juga memintai keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian,” paparnya.
Pihak polisi setempat masih terus mendalami kasus pemuda Jembrana, Bali yang dihajar massa pasca takuti kalangan siswa SD di Singakerja Ubud dengan membawa sajam tersebut. (lia/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News