Kisah Soekarno, Nyoman Rai, dan Bali Dibongkar Sejarawan

13 Juni 2022 17:00

GenPI.co Bali - Fakta baru terungkap kala sejarawan bernama Bonnie Triyana membeberkan kisah Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno, Ida Nyoman Rai Srimben selaku ibunya, dan Bali baru-baru ini.

Bertepatan dengan hari Bulan Bakti Bung Karno, Bonnie menjelaskan keterkaitan antara tiga hal tersebut yakni presiden, ibu kandungnya, serta Pulau Dewata.

Bonnie Triyana mengatakan bahwa berdasarkan buku induk Technische Hogeschool (saat ini Institut Teknologi Bandung/ITB), kota kelahiran Presiden RI pertama Soekarno berada di Kota Surabaya.

BACA JUGA:  Bule Australia Hanya Pakai CD Tewas di Hotel Kuta Utara Bali

"Sejarah mencatat bahwa Kota Surabaya memiliki hubungan erat dengan Presiden pertama RI Soekarno," kata Bonnie Triyana, Kamis (09/06/22).

Menurut dia, terdapat bukti dan keterangan yang menyatakan bahwa Putra Sang Fajar itu bukan lahir di Kota Blitar pada 1902, melainkan lahir di Kota Surabaya pada 1901.

BACA JUGA:  Cak Imin Terkesima Ribuan Pencinta Vespa Sedunia Ramaikan Bali

Bonnie mengatakan seorang arsitek dan pemerhati sejarah Bambang Eryudhawan memberikan bukti autentik bahwa Kota Surabaya merupakan tempat kelahiran Sang Proklamator.

Bambang saat itu menunjukkan buku induk Technische Hogeschool (TH) atau cikal bakal ITB. Di sana tertera data diri Soekarno saat sedang berkuliah di sana.

BACA JUGA:  Timnas Indonesia Keok Lawan Yordania, Ini Rapor Duo Bali United

"Dia menunjukkan buku induk mahasiswa TH yang dibuat sejak tempat itu berdiri pada 1920 hingga Jepang belum menduduki Indonesia.

Soekarno menempati nomor urut 55 dan masuk ke TH Bandung pada 1921, yang artinya satu tahun setelah TH berdiri," kata Bonnie.

Menurutnya, dalam buku induk tersebut tertera nama Raden Soekarno lahir pada 6 Juni 1902, bukan 1901 sebagaimana sejarah yang diketahui khalayak umum.

Bonnie menjelaskan bahwa hal seperti itu lumrah dilakukan, mengingat kebiasaan zaman dahulu, jika anak mau masuk sekolah maka usianya sengaja dibuat muda atau bahkan dibuat tua.

"Mungkin sengaja dibuat muda, serta kemungkinan besar data itu menggunakan data saat Soekarno bersekolah di HBS (Hoogere Burgerschool), yakni sekolah bumi putera yang didirikan pada zaman penjajahan Belanda," kata Bonnie.

Buku induk mahasiswa Soekarno juga tertera nama ayahnya, Raden Sosrodihardjo yang berprofesi sebagai seorang guru (onderwijzer) di Blitar dan tertera nama ibunya, Ida Nyomanaka.

Di buku induk, Soekarno tercatat sebagai mahasiswa teknik sipil jurusan pengairan (waterbouwkunde).

"Penulisan nama ibu Soekarno ada sedikit perbedaan, sebagaimana yang kita ketahui adalah Ayu Nyoman Rai. Namun, di buku induk tersebut tertulis Ida Nyomanaka," kata Bonnie.

Buku tersebut tidak hanya mencatat data diri saja, melainkan semua nama mahasiswa yang lulus maupun yang tidak lulus dari TH.

Bahkan, pekerjaan mereka juga tercatat dalam buku induk tersebut. Buku induk mahasiswa tersebut juga mencatat nilai Soekarno semasa kuliah di TH.

Meski sempat cuti selama hampir satu tahun pada 1921, Soekarno kembali melanjutkan pendidikannya pada tahun ajaran 1922/1923.

Nilai yang diperoleh tahun itu adalah 5,85. Kemudian tahun 1923/1924 adalah 6,75. Tahun ajaran 1925/1925 adalah 6,28 dan pada tahun 1925/1926 adalah 6,55.

Dalam sebuah buku yang ditulis Cindy Adams berjudul ‘Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’, tertulis kisah tentang ayah dan asal usul tempat kelahiran Soekarno.

"Soekarno berkisah, 'merasa tidak disenangi di Bali, bapak mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk pindah ke Jawa.

Bapak dipindahkan ke Surabaya dan di sanalah aku dilahirkan'. Kata Soekarno memperjelas tempat kelahirannya," papar Bonnie.

Berdasarkan pemaparan fakta oleh sejarawan, bisa disimpulkan bahwa Ir Soekarno sejatinya tak bisa lepas dari Bali. Meskipun pada kenyataannya lahir di Surabaya, ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai Srimben berasal dari Bali. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI