GenPI.co Bali - Mengunjungi gelaran Melanesian Spearhead Group (MSG) yang mengadakan acara Pertemuan Ke-4 Kelompok Kerja Strategi Keamanan Regional (RSS) di Badung, Bali, Rabu (08/06/22), delegasi Fiji dan Vanuatu takut negaranya tenggelam.
Perwakilan dua negara tersebut, Kepulauan Solomon dan Papua Nugini (PNG) telah memberikan masukan terkait dampak fatal perubahan iklim terhadap keamanan beberapa wilayah.
Usulan tersebut dilontarkan negara-negara yang tergabung dalam wadah MSG kala mengadakan RSS MSG di Gumi Keris baru-baru ini.
“Kita jarang membahas dampak perubahan iklim jadi isu keamanan, tetapi dalam pertemuan, delegasi negara-negara di Pasifik itu memberi pemahaman bahwa keduanya saling terkait,” kata Santo Darmosumarto, Rabu (08/06/22).
Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menambahkan dampak paling terlihat nantinya ialah kenaikan permukaan air laut.
Tentu, fenomena ini telah lama menjadi kekhawatiran negara-negara di kawasan Pasifik, termasuk anggota MSG.
Pasalnya, jika permukaan air laut naik, maka negara-negara itu, yang sebagian besar berbentuk pulau dan kepulauan, terancam tenggelam.
Oleh karena itu, dampak perubahan iklim turut jadi isu yang dibahas dalam pertemuan di Bali karena menentukan keberlangsungan dan ketahanan negara.
Dalam kesempatan yang sama, Santo juga mengatakan pertemuan itu memberi pesan bahwa Indonesia menjadikan negara-negara Melanesia di kawasan Pasifik sebagai prioritas kerja sama.
“Selama ini (ada anggapan) kita (Indonesia) memunggungi mereka, tetapi sekarang kita berhadapan dengan mereka, bahwa negara-negara itu adalah tetangga kita juga yang menghadapi ancaman keamanan yang sama,” ujar Santo.
Santo Darmosumarto menambahkan bahwa Indonesia dan negara-negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) menghadapi ancaman yang sama.
Yang paling menonjol adalah kejahatan lintas batas, seperti perompakan kapal laut, penyelundupan narkotika, terorisme, dan perdagangan orang.
“Pertemuan di Bali ini menjadi kesempatan bagi para pihak, tidak hanya untuk berdiskusi, tetapi juga untuk menyusun strategi menghadapi ancaman keamanan tersebut,” beber Santo.
Indonesia bertindak sebagai tuan rumah pada Pertemuan Ke-4 Kelompok Kerja Strategi Keamanan Regional MSG yang dimulai pada 6 Juni dan akan berakhir pada 10 Juni di Bali.
Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Polri, yang diwakili oleh Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Pol Johanis Asadoma.
Melanesian Spearhead Group merupakan organisasi kerja sama antarnegara di kawasan subregional Pasifik, yaitu di Melanesia dan sekitarnya.
Indonesia dalam organisasi itu merupakan mitra atau associate member, tetapi dalam kelompok kerja bidang keamanan (RSS), Indonesia memiliki status keanggotaan penuh.
“Ada lima prioritas yang dihasilkan melalui Melanesian Spearhead Group Regional Security Strategy Working Group ini," kata Irjen Johanis.
Kelima prioritas itu adalah pengamanan perbatasan dan maritim, kejahatan lintas batas (transnational crime), peningkatan ketanggapsegeraan terhadap bencana, pengamanan ruang siber (cyber space), dan peningkatan kapasitas pemerintah.
Terlepas dari rasa takut Vanuatu dan Fiji, Pulau Bali pun patut memaknai RSS MSG untuk mencari celah solusi perubahan iklim. Alasannya? Sederhana, kenaikan air laut juga bisa bikin Pulau Dewata tenggelam. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News