Megawati Junjung Hari Raya Hindu dan Falsafah Hidup Bali, Kenapa?

30 Mei 2022 13:00

GenPI.co Bali - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baru-baru ini menjunjung tinggi salah satu hari raya umat Hindu yakni Nyepi dan falsafah hidup masyarakat Bali, Tri Hita Karana dalam gelaran GPDRR.

Pada acara penutupan Sesi Ke-7 Global Platform for Disaster Risk Reduction berlokasi di Badung, Pulau Seribu Pura, Jumat (27/05/22), Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu menuturkan alasannya.

Bagi salah satu putri Presiden Soekarno ini, hari raya Nyepi dan falsafah hidup Tri Hita Karana merupakan cara hidup yang dianut oleh masyarakat Bali agar selaras dengan alam dan peka terhadap tanda-tanda alam, salah satunya bencana.

BACA JUGA:  Kecelakaan Maut Buleleng Bali, Penjual Es Krim Tewas Imbas Ini

“Bali yang terkenal dengan nama Pulau Dewata punya tradisi spiritual keagamaan dan kebudayaan khas yang tidak sama dengan India. Melalui Nyepi, masyarakat Bali tidak melakukan apa pun selama 24 jam,” kata Megawati, Jumat (27/05/22).

Megawati, yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan Tri Hita Karana merupakan ajaran yang masih diterapkan oleh masyarakat Bali dalam kesehariannya.

BACA JUGA:  Sakit Kepala Migrain Efek Makan Karbohidrat-Gula? Ini Hasil Studi

“Menurut falsafah ini, kebahagiaan manusia terjadi saat tercipta keseimbangan Sang Pencipta dengan seluruh alam raya dengan sesama manusia, karena itu di Bali alam yang sangat baik,” kata Megawati.

Ia menambahkan kearifan lokal itu yang perlu dijaga dan menjadi inspirasi bagi semua pihak.

BACA JUGA:  Pesona Air Terjun Air Kuning Buleleng, Surga Dunia Bali Utara

Dalam pidatonya, Megawati juga menyoroti bencana ekologis dan krisis akibat perubahan iklim yang keduanya merupakan ancaman bagi kemanusiaan.

Dia menjelaskan upaya menghadapi bencana juga perlu mempertimbangkan aktivitas manusia yang seringkali menjadi penyebab bencana ekologis dan krisis perubahan iklim.

Oleh karena itu, Megawati berharap hasil dari rangkaian pertemuan GPDRR 2022 dapat memperkuat kesiapsiagaan dunia dalam menghadapi bencana.

Megawati dalam sambutannya juga mengusulkan agar dunia dapat memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan memperkuat kemitraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) antarnegara.

Tujuannya? Tentu saja demi meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi bencana.

"Perkiraan iklim penting untuk kepentingan pertanian dan mitigasi bencana," kata Megawati.

Rangkaian pertemuan resmi Sesi Ke-7 GPDRR 2022 berakhir pada Jumat, setelah resmi dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, Rabu (25/5).

Forum GPDRR merupakan pertemuan multipihak yang diakui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas penerapan Kerangka Kerja Sendai.

Kerangka Kerja Sendai/Sendai Framework merupakan kesepakatan pertama yang dibuat pascaagenda pembangunan dunia 2015 yang fokus menggalang komitmen dan aksi global dalam mengurangi risiko bencana.

Kesepakatan itu berlaku sejak 2015 dan diharapkan target-targetnya terpenuhi pada 2030.

Melalui pernyataannya di GPDRR tersebut, Megawati Soekarnoputri percaya bahwasannya hari raya Nyepi dan falsafah hidup Tri Hita Karana berjasa bagi masyarakat Bali sehingga bisa meminimalisir terjadinya potensi bencana. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI