Pelecehan Simbol Hindu Bali oleh Wisatawan, Ini Solusi MDA

10 Mei 2022 10:00

GenPI.co Bali - Majelis Desa Adat (MDA) memberikan solusi apik kala menyinggung banyaknya wisatawan, terutama dari bule yang gemar lakukan pelecehan simbol Hindu di kawasan suci Bali baru-baru ini.

Sebagaimana diketahui, Pulau Seribu Pura digegerkan oleh dua kejadian absurd dimana dua orang turis asing yakni Jeffrey Douglas Craigen dan Alina Fazleeva membuat konten asusila di tempat sakral.

Jeff Craigen yang juga seorang aktor asal Kanada kedapatan menari tanpa busana dengan dalih pamerkan budaya Haka asal suku Maori, Selandia Baru.

BACA JUGA:  Wajib Tahu, Ini 3 Zodiak yang Punya Tanda Psikopat

Sementara itu, Alina juga tak kalah mencengangkan saat berpose telanjang bulat di Pohon Kayu Putih berdekatan dengan Pura Babakan, Tabanan.

Setelah kedua wisatawan asing itu mendapat ganjaran setimpal, MDA melalui Petajuh (Wakil Ketua) I, I Gusti Made Ngurah mencetuskan solusi yakni dengan meminta pemangku kepentingan berikan edukasi.

BACA JUGA:  Cegah Kanker, Dokter Desak Wanita Berani Diperiksa Kesehatannya

Menurut dia, biro perjalanan dan pemandu wisata, pengelola objek wisata, pemerintah yang membidangi kepariwisataan, hingga pemerintah desa dan desa adat patut memberitahukan kalangan turis terkait aturan-aturan yang berlaku.

"Kasus ini menjadi momentum untuk kita semua, khususnya pelaku pariwisata dan pemerintah untuk hadir di tengah- tengah wisatawan yang datang ke Bali dengan memberikan informasi yang akurat," ujar Gusti Ngurah, Senin (09/05/22).

BACA JUGA:  Petaka Selfie? Bule Kanada Jatuh di Jembatan Pantai Suluban Bali

Informasi terkait destinasi wisata yang mana saja boleh dikunjungi dan mana saja yang tidak boleh dilakukan di Bali, guna meminimalisasi terjadinya kasus pelecehan terhadap simbol-simbol keagamaan Hindu di Pulau Dewata.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah daerah termasuk pihak Imigrasi harus segera mengumpulkan pelaku pariwisata hingga pengelola objek wisata dan lainnya untuk memberikan mereka pemahaman agar kasus seperti ini tidak kembali terulang lagi.

"Harus ada penyatuan persepsi untuk menjaga kawasan suci di Bali yang menjadi daya tarik wisata. Apakah nanti informasi ke wisatawan itu melalui informasi digital, ataupun informasi secara langsung dari pemandu wisata," katanya.

Demikian pula papan informasi di objek wisata, sehingga para wisatawan mengerti dan ada batasannya ketika mereka ingin melihat keindahan objek wisata spiritual.

Wisatawan ini hanya bisa melihatnya cukup dari halaman luar saja atau nista mandala.

Selain memberikan solusi lewat cara pemberian edukasi, MDA juga mendukung penuh langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang langsung lakukan deportasi terhadap kalangan wisatawan pelaku pelecehan simbol budaya dan agama Hindu. (Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI