Rumah Rata dan Anak Tewas, Ini Curhat Korban Gempa Karangasem

19 Oktober 2021 10:00

GenPI.co Bali - Korban gempa Karangasem, Bali bernama Nyoman Puja menceritakan pengalaman tragisnya ketika rumahnya hancur lebur dan anaknya meninggal dunia terjadi dalam satu hari saja.

Bencana buruk terjadi di Pulau Dewata pada Sabtu, 16 Oktober lalu berupa gempa atau lini dengan kekuatan magnitudo 4,8 mulai pukul 04.18 Wita.

Terjadi di darat 8 kilometer barat laut Karangasem dengan kedalaman 10 kilometer, daya rusak gempa ini begitu terasa di wilayah Kabupaten Karangasem dan Bangli.

BACA JUGA:  DMI Denpasar Bali Usung Donasi Rp25 Ribu Bisa Renovasi Masjid

Puja yang berada di Dusun Jatituhu, Desa Ban, Karangasem pun menceritakan pengalaman pedihnya gagal menyelamatkan keluagra ketika petaka tersebut datang tiba-tiba.

"Rumah saya roboh, saya berusaha menyelamatkan anak dan istri, tapi ujung-ujungnya anak saya paling kecil sudah meninggal gara-gara tertimpa atap serta batako," tutur Puja, Minggu.

BACA JUGA:  Gempa Karangasem Bali: Basarnas Sukses Evakuasi 3 Korban Jiwa

Luh Meriyani yang baru berusia 3 tahun dan putri dari korban Karangasem itu pun ditermukan dalam keadaan tidak bernyawa oleh pihak Basarnas.

Belum terobati rasa kehilangan anak kandungnya, Puja juga harus pasrah tempatnya bernauh langsung rata dengan tanah imbas gempa yang terjadi di Bali tersebut.

BACA JUGA:  Kerugian Gempa Karangasem Bali Besar, BPBD Ungkap Nominalnya

Dua hal tersebut tentu saja membuat sang korban terpukul, tak tahu lagi harus bagaimana, ia pun mengharapkan bantuan pemerintah setempat.

"Saya berharap ada bantuan dari pemerintah karena sudah tak punya apa-apa lagi," imbuhnya lagi.

Selain Nyoman Puja ada banyak Kepala Keluarga (KK) yang harus mengungsi imbas gempa Karangasem, Bali tersebut, baik dari wialayah Gumi Lahar dan Kabupaten Bangli. (antara/lia/JPNN)


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI