GenPI.co Bali - Kejadian memilukan terjadi di Karangasem imbas gempa bumi magnitudo 4,8 pada Sabtu (16/10). Terjadi pada sasih kelima, pertanda apakah ini berdasarkan Lontar Rogha Sanghara Bhumi?
Sebagaimana diketahui, Sabtu lalu terjadi goncangan hebat dengan lokasi sekitar 8 kilometer barat laut Karangasem dan kedalaman 10 kilometer.
Gempa tektonik itu pun membuat dua kabupaten yakni Gumi Lahar dan Bangli alami kerusakan hebat dan setidaknya memakan empat korban jiwa beserta belasan luka-luka.
Adapun gempa atau bagi masyarakat Bali disebut linuh merupakan bencana alam, prediksi terkait hal ini dengan jelas tercantum dalam naskah zaman dahulu bertajuk Lontar Roga Sangara Bhumi.
Mengutip laman resmi Kemenag Bali, Lontar tersebut menjelaskan secara rinci gempa yang terjadi pada sasih kelima, bertepatan dengan bencana di Karangasem.
Adapun gempa yang terjadi berdasarkan penanggalan Pulau Dewata atau bulan November menyebutkan adanya kedatangan para bhatara atau dewa-dewa.
Imbas adanya tanda para dewa senang tinggal di bumi, sebagian besar masyarakat berkeyakinan Hindu pun menyebut akan adanya kerahayuan atau berbagai hal baik melanda Bali dalam waktu dekat.
Sebagai contoh, ada kemungkinan pemimpin atau gubernur di Pulau Seribu Pura membawa perubahan apik. Selain itu tidak menutup kemungkinan pula hasil tani di provinsi ini akan melimpah.
Entah kebenaran leluhur itu benar atau tidak, bencana ini sejatinya membuat penduduk lebih arif dan bijaksana dengan kuasa Tuhan.
Terlepas dari ramalan Lontar Rogha Sanghara Bhumi, para masyarakat Bali diharapkan untuk tetap tidak menyerah dengan keadaan dan percaya jika dibalik musibah gempa ini ada masa depan yang cerah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News