GenPI.co Bali - Sekumpulan artis dan para aktivis melakukan aksi lanjutan dengan mengusung tema 'Selamatkan Tanah di Bali' dalam suatu acara di Gianyar, Sabtu (23/04/22).
Bisa dibilang tanah di Pulau Dewata saat ini berada dalam tingkat kritis terutama karena adanya peralihan fungsi pertanian menjadi objek pariwisata seperti hotel, resort, restoran, dan pabrik.
Belum lagi masalah ini diperparah dengan banyaknya sampah. Alhasil, Bali tak seperti dulu lagi yang keindahan alamnya telah rusak parah.
Tak heran, aksi untuk menyelamatkan tanah Pulau Seribu Pura pun dilakukan via acara diskusi 'Homage to Indonesia Soil' yang dilakoni oleh banyak artis hingga aktivis.
"Saya setuju tanah di Bali harus diselamatkan. Walaupun belum ada data yang menunjukkan pertumbuhan peralihan fungsi tanah dari pertanian menjadi properti, pasti hasilnya sangat mengkhawatirkan," kata Popo Danies, Sabtu (23/04/22).
Arsitek itu mengatakan bahwa bahwa banyak orang di Indonesia dan dunia bernafsu memiliki tanah di Bali sehingga pembangunan masif dilakukan berupa peralihan fungsi tanah jadi properti banyak dilakukan.
Tak heran, Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten perlu membuat suatu regulasi untuk meminimalisir kejadian seperti ini, terutama menekan laju perubahan fungsi tanah pertanian.
Tak cuma itu saja, Aktivis lingkungan Pulau Para Dewa, Made Janur Yasa juga mendesak agar adanya penyelamatan lingkungan gara-gara ancaman sampah plastik.
"Kita tidak perlu melakukan tindakan dan rencana yang muluk-muluk. Kita masing-masing rumah mengawasi dan mengamankan sampah rumah sendiri, tinggal dipisahkan antara anorganik dan organik," kata Janur Yasa si CNN Hero.
Tak cuma aktivis saja, artis seperti Raline Shah juga menekankan pentingnya keselamatan tanah Bali dari ancaman peralihan fungsi dan juga pencemaran lingkungan. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News