GenPI.co Bali - Kalangan wisatawan bahkan pemandu wisata kesal imbas adanya aksi agresif bocah-bocah pedagang tisu keliling yang memaksa minta uang di kawasan pariwisata Kuta, Badung, Bali baru-baru ini.
Terbukanya lagi sektor utama pembangkit ekonomi jadi hal paling ditunggu-tunggu oleh Pulau Seribu Pura yang sempat terpuruk imbas pandemi Covid-19.
Berbagai kalangan wisatawan, baik itu dalam dan luar negeri pun akhirnya berhamburan datang lagi. Apalagi hal ini tak lepas dari fakta penghapusan aturan karantina sekaligus penerapan visa on arrival (VoA).
Akan tetapi, ada saja masalah yang nampaknya bisa menodai terbukanya pariwisata Bali. Salah satunya adanya isu bocah-bocah tisu mendesak minta uang yang dikeluhkan oleh beberapa turis.
Kabar ini terkuak dari Made Agus Suantara selaku Sekretaris Kecamatan Kuta yang mengkonfirmasi para pedagang dibawah umur mengganggu ketertiban saat barang dagangannya tak dibeli.
"Ofisial Desa Kuta menerima laporan dari seorang guide di jalan mendapat pemaksaan dari para bocah pedagang. Saat barang (tisu) tak dibeli, bocah-bocah itu justru minta uang," kata Suantara, Selasa (19/04/22) dikutip The Bali Sun.
Imbas laporan ini, Suantara lantas menghubungi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP Kuta) guna lakukan penertiban.
Alhasil, pihak keamanan terkait melakukan operasi menemukan para pedagang jalanan yang masih berada dibawah umur berkeliaran di beberapa titik pariwisata.
Adapun petugas telah mengamankan 10 anak-anak pada Sabtu sore (16/04/22) dan memindahkan mereka ke kantor Satpol PP Kuta guna pemeriksaan lebih lanjut.
Terungkap bahwasannya para anak-anak ini pendatang ke Kuta dan sejatinya berasal dari Karangasem. Mereka tinggal di rumah kos bersama orang tuanya," kata Suantara lagi.
Demi mengatasi laporan kekesalan dan keluhan kalangan wisatawan, bocah-bocah pedagang tisu bak 'preman' peminta uang di Kuta ini pun dipulangkan ke daerah asalnya. Langkah ini diharapkan tak mencederai pariwisata Bali. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News