GenPI.co Bali - Mahasiswa Bali terlihat murka saat lakoni demo terkait wacana tiga periode Presiden Joko Widodo (Jokowi) di wilayah Kantor DPRD dan Kantor Gubernur Pulau Dewata saat polisi menerjunkan pecalang, Rabu (13/04/22).
Setelah aksi demonstrasi serentak pada Senin (11/04/22), kalangan pelajar perguruan tinggi seantero Pulau Seribu Pura kembali beraksi dua hari kemudian.
Aksi demo 13 April yang berlangsung pukul 15.00 WITA ini digelar kelompok elemen mahasiswa Cipayung plus Bali.
Ada kelompok dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKRI), dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Kemudian Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) dan Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI).
Nah, tuntutannya pun masih sama yakni terkait dugaan kedzoliman pemerintah yang berencana buat Presiden Jokowi tetap bertitah hingga 2025 sekaligus memundurkan Pemilu.
Kegiatan yang berlangsung di depan Kantor DPRD Bali ini pun memicu murka kalangan mahasiswa karena pihak polisi menerjunkan pecalang.
Mahasiswa menuding diterjunkannya polisi adat tersebut merupakan strategi untuk mengadu gerakan mahasiswa dengan simbol desa adat di Bali.
"Kami tahu strategi kalian, jangan benturkan kami dengan desa adat," seru Arya Gangga, Korlap aksi unjuk rasa dari KMHDI Bali, Rabu (13/04/22).
Di depan gedung DPRD Bali, sekitar 50-an massa mahasiswa bahkan sempat mendesak agar aparat kepolisian menarik mundur para pecalang dari barisan pengamanan aksi.
"Kami juga masyarakat Bali, para pecalang adalah orang tua kami, jangan benturkan kami dengan orang tua kami," lanjut Arya Gangga.
Terlepas dari fakta murka melihat turunnya pecalang, para mahasiswa Bali yang lakukan demo di depan Kantor DPRD tak cuma menolah Jokowi tiga periode, melainkan juga mendesak penurunan harga minyak goreng dan atasi kelangkaan BBM. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News