GenPI.co Bali - Nyoman Parta selaku anggota DPR RI menyentil fungsi sepenuhnya dari Bank Himbara setelah banyak pelaku usaha pariwisata di Bali alami kebangkrutan imbas pandemi Covid-19 belakangan ini.
Tahun 2022 bisa dibilang merupakan kebangkitan lagi sektor wisata Pulau Dewata. Akan tetapi, dua tahun sebelumnya kondisi berbanding terbalik justru terjadi.
Ya, bisa dibilang imbas Corona, sektor unggulan penunjang perekonomian Bali malah mati suri. Alhasil, tak sedikit pelaku usaha atau perusahaan pariwisata yang gulung tikar.
Kondisi kebangkrutan dimana-mana tersebut mendapat perhatian serius legislator asal Bali, I Nyoman Parta saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (31/03/22).
"Banyak perusahan mengalami stagnasi bahkan kebangkrutan," kata Nyoman Parta di depan pimpinan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), Kamis (31/03/22).
Di awal Covid-19, jelas Parta, mereka mengajukan program restrukturisasi 3-6 bulan, tetapi ternyata Covid-19 berjalan lebih dari dua tahun.
"Setelah 2 tahun, hotel, restoran, dan akomodasi pariwisata tutup sekarang mau bangkit kembali seiring mulai berdatangan wisatawan ke Bali," ujar politikus PDIP Bali ini.
Di tengah upaya untuk bangkit, legislator asal Sukawati, Gianyar ini menambahkan, para pelaku usaha di Bali mengalami kendala permodalan untuk recovery.
"Mereka punya jaminan, opportunity juga ada karena wisatawan mulai datang," ulasnya.
Namun, pihak Bank Himbara tidak responsif karena masih menggunakan syarat kredit ketika suasana normal.
"Padahal kondisi Bali tidak normal, penanganannya harus ekstra, jangan standar," seru mantan anggota DPRD Bali ini.
Nyoman Parta mendesak agar pemerintah harus hadir lewat Bank Himbara menyelamatkan ekonomi Bali dengan kredit recovery.
Alasan anggota DPR RI Nyoman Parta menyentil Bank Himbara sendiri sebagai satu-satunya solusi atasi kebangkrutan pariwisata Bali sendiri tak lepas dari fakta Indonesia tak bisa bergantung pada bank swasta. (gie/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News