GenPI.co Bali - Peringati terjadinya Bom Bali, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak segenap masyarakat untuk waspada terorisme berlandaskan agama.
Masih terngiang duka di telinga khalayak umum khususnya penduduk Pulau Dewata pada kejadian kelam 2002 silam saat bom meledak.
Bagaimana tidak? 202 orang meninggal dan 209 lainnya luka-luka pada kejadian yang dipelopori oleh Amrozi beserta antek-anteknya tersebut.
Sampai membuat dibangunnya monumen khusus untuk mengenang para korban, aksi terorisme ini dianggap sebagai jalan mati syahid bagi agama Islam.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar pun mengatakan jika ideologi terorisme tersebut bukanlah sesuatu yang dapat diterima akal sehat.
"Ideologi terorisme selalu bergerak mengangkat terkait dengan sentimen agama dan itu harus diwaspadai," tutur Boy Rafli Amar pada upacara memperingati tragedi 19 tahun Bom Bali, Selasa.
Alhasil, ia menyatakan untuk menghindari hal tersebut masyarakat perlu mendapat edukasi mendalam dengan menggandeng berbagai tokoh-tokoh pemuka agama agar Indonesia bebas paham terorisme.
Demi bisa memberantas ideologi yang bertentangan dengan keberagaman umat beragama di Tanah Air, ia pun mengimbau agar segenap masyarakat memiliki sikap toleran.
"Kalau anggap ini sebagai virus radikal maka harus menemukan vaksinyanya, dan coba membangun sikap penguatan nilai-nilai kebangsaan kita berdasarkan Pancasila," imbuhnya.
Ketua BNPT itu juga menambahkan cara terbaik agar masyarakat tak membuat kejadian selayaknya Bom Bali terulang, masyarakat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap paham-paham terorisme. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News