GenPI.co Bali - Kendati dapat ancaman dari Badan Anti Dopin Dunia (WADA), PBSI yakinkan wilayah Bali tetap jadi tuan rumah tiga turnamen bulutangkis internasional gara-gara hal ini.
Sebagaimana diketahui, salah satu lembaga besar dunia mulai masukan Indonesia dalam daftar hitam kegiatan olahraga, terutama untuk tingkat internasional.
Alasannya? WADA menduga Tanah Air tak kooperatif dalam hal pemberian data atau tes kesehatan yang bisa menunjukkan atlet-atlet menggunakan doping atau tidak.
Tentu saja ini juga berimbas ke turnamen-turnamen bulutangkis besar yang kabarnya akan dihelat di Bali. Apakah ini artinya hal tersebut dibatalkan?
Menurut Ketua Bidang Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto, turnamen-turnamen olahraga tepok bulu tersebut tetap tak akan mengalami masalah dan bergulir sebagaimana mestinya.
"Turnamen di Bali nanti tidak ada masalah, bisa langsung sesuai jadwal, tiga tunamen internasional tetap akan digelar," ungkap Bambang Roedyanto.
Roedy menambahkan, imbas laporan dari WADA terkait Indonesia tak patuh prosedur anti doping membuatnya dan seluruh jajaran PBSI menghubungi induk bulutangkis dunia, BWF.
Hasilnya? Gelaran Indonesia Masters (16-21 November), Indonesia Open (23-28 November), dan ditutup BWF World Tour Finals (1-5 Desember) tetap akan berlangsung.
Sebelumnya diwartakan bahwa Indonesia, Thailand, dan Korea Utara dianggap menjadai negara-negara yang tak patuhi aturan karena ogah berikan data terkait atlet pengguna doping.
Imbasnya, WADA lantas berikan sanksi larangan tampil untuk para atlet yang membawa bendera Indonesia. Tidak terkecuali nyaris membubarkan turnamen bulutangkis yang dihelat di Bali. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News