GenPI.co Bali - Media sosial wilayah Bali dilanda kepanikan saat masyarakat mempercayai akan hadirnya fenomena Aphelion beberapa hari belakangan ini. Demi meredam kabar itu, BMKG pun memberikan respons ini.
Viralnya kabar fenomena alam ini bermula dari unggahan grup aplikasi Whatsapp yang mengatakan akan adanya kejadian tersebut mulai pukul 05.27 WITA.
Nah, pada penjelasannya, sang pengunggah meminta masyarakat waspada lantaran saat ini letak planet Bumi sangat jauh dari Matahari.
Fenomena yang disebut Aphelion itu kabarnya di Bali tidak bisa dilihat, melainkan hanya dirasakan oleh manusia.
Tubuh umat manusia dikatakan akan terkena dampak cuaca dingin seperti terjadinya meriang, flu, batuk, dan sesak nafas.
Unggahan tersebut terlihat seperti meyakinkan karena jarak bumi ke matahari yang awalnya adalah 90 juta km akan berubah imbas fenomena ini menjadi 152 juta km atau 66 persen lebih jauh.
Menjawab kepanikan yang bisa ditimbulkan dari kabar miring tersebut Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko mengatakan jika hal tersebut tidak benar.
"Memang benar bahwa fenomena Aphelion terjadi ketika titik Bumi berada paling jauh dengan Matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips," dalam penjelasannya, Senin (31/01/22).
Lebih lanjut Urip Haryoko menjelaskan jika adanya perubahan cuaca dingin di beberapa wilayah Pulau Seribu Pura dan Nusa Tenggara tak ada kaitannya dengan fenomena Aphelion.
Secara garis besar kabar viral yang terjadi di Bali itu disebabkan periode musim hujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022, sehingga menyebabkan penurunan suhu di wilayah Indonesia. (lia/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News