GenPI.co Bali - Media asing, South China Morning Post turut memberitakan Pelebon Raja Puri Pemecutan Ida Tjokorda Pemecutan XI, Jumat (21/01/22), gara-gara peran mendiang terbilang dahsyat.
Diketahui sebelumnya, pria berusia 76 tahun tersebut telah meninggal pada akhir Desember 2021 lalu dan langsung membuat segenap penduduk Pulau Dewata berduka.
Bagaimana tidak? Almarhum yang bernama asli Anak Agung Ngurah Manik menjadi sosok erat kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, bukan hanya Hindu melainkan agama lainnya.
Mengingat sosoknya begitu penting, upacara pelebon atau Ngaben yang dilakoni oleh mendiang Raja Pemecutan XI diselenggarakan secara besar-besaran dengan bade tingkat sebelas.
Tradisi kremasi dengan maksud mengantarkan jiwa sang raja ke alam tertinggi keyakinan Hindu ini pun langsung mendapat sorotan media asing asal China berbasis di Hong Kong, South China Morning Post.
Melalui headline: "Bali Berikan Salam Terakhir ke Raja Pemecutan XI dalam Upacara Kremasi Akbar," media ini juga menyertakan bagaimana jalannya upacara epik tersebut.
"Meskipun di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Bali, ribuan masyarakat tetap antusias ikut serta antarkan Ida Tjokorda Pemecutan XI ke peristirahatan terakhirnya," tulis media tersebut.
Dituliskan pula bagaimana para anggota keluarga raja diarak sebagai bagian dari ritual. Kemudian para pria berpakaian adat Bali juga mengarak jasad dalam suatu menara kayu setinggi 10 meter ditemani ogoh-ogoh.
Kemudian abu sisa jenazah lantas dilarungkan di laut sebagai bentuk akhir dari upacara pelebon di bade tinggat 11 tersebut sekitaran pukul 18.00 WITA.
Media asing tersebut memaparkan jika banyaknya penduduk di Bali yang turut serta ramaikan pelebon Raja Pemecutan XI tak lepas dari fakta perannya sebagai Parasara alias pemimpin spiritual dengan junjung tinggi makna toleransi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News