GenPI.co Bali - Pandemi Covid-19 sukses membuat krisis ekonomi dan kesehatan terjadi di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya. Media asing justru temukan fakta miris adanya kejahatan sex trafficking.
Sebut saja namanya Bunga, seorang gadis berusia 16 tahun yang kehilangan keperawanannya saat berkencan dengan Aldi, seorang pria berusia 20 tahun di Dewata. Berkenalan via media sosial, bencana pun terjadi.
Bunga justru menjadi korban perdagangan manusia untuk urusan seks atau sex trafficking oleh Aldi yang mendesaknya untuk jadi PSK dan mendapatkan uang.
Berasal dari keluarga miskin seorang pemungut sampah di Bali, ia pun tak berkutik saat diancam akan dipukuli jika tak mampu melayani delapan pria hidung belang dalam sehari.
Dua bulan berlalu, beruntung, nasib remaja wanita ini terselamatkan saat motel lupa dikunci dan langsung melaporkan tindakan kejahatan oleh Aldi. Sang pria pun dipenjara enam tahun pada akhir Mei 2021 lalu.
Kejahatan seperti ini pun membuat media asing, Los Angeles Times menuliskan headline: "Perdagangan Seks Anak di Bali Tetap Bertahan meski Pariwisata Kolaps."
Menurut media kenamaan Amerika Serikat tersebut, imbas adanya virus dan kesengsaraan ekonomi di saat pariwisata Pulau Dewata runtuh membuat kejahatan penjualan manusia marak di sana.
Tentu saja tren seperti ini ternyata juga terjadi di berbagai negara dunia seperti dilaporkan oleh UNODC dari WHO menyebutkan jika perdagangan anak dan wanita meningkat tiga kali lipat sejak 15 tahun terakhir.
Media asing itu pun mengkaitkan kondisi memperihatinkan di Pulau Seribu Pura ini dengan maraknya kejahatan seksual salah satunya oleh Robert Fiddel Ellis yang memakan 30 perempuan sebagai korban pada 2016 lalu.
Terlepas dari fakta media asing yang jabarkan sex trafficking menjadi marak di Bali, sektor pariwisata pulau tersebut belum juga bangkit. Pasalnya, wisatawan mancanegara (wisman) urung juga datang sejak 3 bulan terakhir. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News