GenPI.co Bali - Program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) membuat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali, Made Mangku Pastika curiga. Ia pun turun ke lapangan untuk melihat fakta sesungguhnya.
Adapun program yang dibuat olehnya sendiri tak membuat mantan Gubernur Pulau Dewata ini puas. Ia pun coba mengunjungi 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kabupaten Badung.
"Harus berdasarkan fakta lapangan, saya nggak mau cuma ngomong saja kira-kira begini dan begini. Tetapi faktanya apa, datanya lengkap, dan potensinya seperti apa," kata Pastika, Minggu (26/12/21).
Program yang awalnya bernama Simantri dan kini berubah jadi Sistem Pertanian Terpadu (Sipadu) menjadi salah satu program unggulan sang anggota DPD saat menjabat jadi orang nomor satu di Bali (2008-2018).
Diluncurkan tahun 2009 hingga berakhirnya masa jabatannya sebagai gubernur pada tiga tahun lalu, setidaknya sudah terbentuk 800 unit Simantri yang tersebar di berbagai kabupaten/kota Pulau Seribu Pura.
Namun, bukan berarti perkembangan program ini berjalan mulus setelah sang eks gubernur berkata ada beberapa yang malah mati. Inilah yang jadi sebab ia turun lagi ke lapangan agar rasa curiga itu hilang.
"Tetapi, saya dengar, ada yang masih hidup, setengah hidup, setengah mati dan ada yang mati. Ini saya kira perlu kita lihat satu-satu, kira-kira masalahnya apa," kata dia lagi.
Lewat pengumpulan fakta di lapangan, ia nantinya akan berdiskusi dengan pihak bupati bahkan Gubernur I Wayan Koster Menteri Pertanian agar segala macam permasalahan ini bisa ditanggulangi.
"Menteri Pertanian kita (Syahrul Yasin Limpo) hebat ini, mantan gubernur, teman saya. Jadi saya bisa ngomong langsung dengan dia untuk bisa mendiskusikan Simantri yang bagus," imbuh dia lagi.
Jika masalah Simantri ini bisa ditanggulangi dengan baik, Anggota DPD Made Mangku Pastika percaya tingkat ekonomi di Bali memanfaatkan pertanian bisa jadi kian maksimal. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News