Raja Pemecutan XI Wafat, 2 Kampung Islam: Toleransi Bali Mendunia

25 Desember 2021 09:00

GenPI.co Bali - Disebut-sebut membawa semangat toleransi beda agama kelas dunia di Bali, kematian Raja Pemecutan XI, Rabu (22/12/21) membawa duka mendalam bagi dua kampung Islam ini.

Seperti diketahui sebelumnya, pria bernama asal Anak Agung Ngurah Manik Parasara harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah bergulat dengan penyakit fatal beberapa bulan belakangan.

Ya, pria yang acapkali dipanggil Cok Pemecutan XI ini mengalami komplikasi jantung sehingga harus meregang nyawa dan buat segenap masyarakat Pulau Dewata berduka.

BACA JUGA:  Buntut Pariwisata Nihil Wisman, Forum Bali Bangkit Desak Hal Ini

Bagaimana tidak? Sosoknya ini sangat digandrungi karena membawa pesan penuh arti soal indahnya toleransi antar umat berbeda agama di Bali hingga kini.

Mengingat ia tak pandang bulu soal agama, dua kampung Islam yakni Kampung Muslim Bugis di Serangan dan Banjar Kampung Muslim Desa Kepaon begitu terpukul atas kematiannya.

BACA JUGA:  Pria Tabanan Bali Ini Terancam 5 Tahun Penjara Efek HP, Kok Bisa?

Subawai salah satu tokoh penting dan mantan kepala dusun desa Kepaon misalnya menyebut jika si Raja Pemecutan XI punya peranan luar biasa terutama dalam hal mempelajari Islam meskipun menganut agama Hindu.

"Bukan akrena beliau mempelajari agama Islam, tetapi sebagai bukti bahwa ia ingin menyatu dengan semua rakyatnya, dengan memahami keyakinan yang dianut rakyatnya," ulas Subawai, Kamis (23/12/21).

BACA JUGA:  Eks Sekda Buleleng Korupsi, Kejati Bali Incar Aset 'Ilegal' Ini

Tak cuma itu, Subawai juga mengatakan jika sosok Raja Sejati di Pulau Dewata ini bisa memunculkan keharmonisan sesungguhnya berskala dunia sehingga akan sulit tergantikan.

"Tidak berlebihan jika sikap toleransi yang Beliau tumbuhkan di Denpasar semasa hidupnya merupakan wujud keharmonisan kelas dunia. Kami sungguh sangat kehilangan sosok Beliau," lirih Subawai.

Bukan hanya dia saja yang merasa begitu terpukul, Muhammad Syukur (40) selaku tokoh masyarakat Kampung Muslim Bugis di Pulau Serangan, Denpasar Selatan juga berkata tak jauh berbeda dan menganggap sang raja bak orang tua bagi semua warganya.

"Beliau adalah raja kami, orang tua kami, yang selalu menolong memberikan dukungan kepada kami warga Kampung Bugis Serangan," kata Syukur dengan nada lirih, Rabu (22/12).

Terlepas dari fakta kesedihan luar biasa landa para pemeluk Islam di dua kampung tersebut, berpulangnya Raja Pemecutan XI akan membuat upacara besar bakal dilangsungkan di Bali. Prosesi Ngaben pelebon tertinggi sang mendiang bakal berlangsung Januari tahun depan. (gie/JPNN)

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: I Made Dwi Kardiasa

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co BALI