GenPI.co Bali - Makin memperihatinkannya pariwisata Bali sempat buat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ingin demo. Namun, saat bertemu Gubernur I Wayan Koster, Selasa (21/12/21) segalanya batal terlaksana.
Bukan tanpa sebab, aksi menuntut keadilan dilakukan oleh berbagai pihak di Pulau Dewata saat ini mengingat keadaan yang tak kunjung membaik imbas pandemi Covid-19.
Bagaimana tidak? Sampai akhir tahun ini, wisatawan mancanegara (wisman) yang datang hanya sekitar 45 orang saja. Sungguh jauh dari angka sebelum Corona tiba yakni sekitar 6 juta orang.
Ketika kasus Covid-19 melandai imbas PPKM dan vaksinasi massal, minimnya kunjungan turis asing disinyalir justru berasal dari masalah regulasi berupa karantina dan lain sebagainya.
Setelah beragam aspirasi masyarakat ke pemerintah Indonesia berujung buntu, PHRI pun sempat mengusulkan demo ke Pemprov Bali dengan harapan berbagai regulasi memberatkan tersebut dihapuskan.
Hanya saja, menurut I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya selaku Wakil Ketua Bidang BUdaya dan Humas PHRI aksi ini dibatalkan setelah ada tata muka dengan I Wayan Koster.
"Setelah pertemua dengan gubernur dan berdiskusi terkait masalah turis, kami sadar berad di sudut pandang dan tujuan serupa," kata Suryawijaya, Selasa (21/12/21) dikutip The Bali Sun.
Ia juga menerangkan bahwasannya cara tersebut dianggap tak etis karena nantinya bisa menodai wajah dan reputasi sektor turis di mata dunia.
"Demo bukanlah solusi karena bisa merusak wajah kita dan tentu saja reputasi sebagai salah watu destinasi wisata favorit dunia internasional," kata dia lagi.
Kendati batal lakukan demo gara-gara bertemu dengan Gubernur Koster, PHRI masih mendesak pihak Pemprov Bali dengan beberapa syarat agar pariwisata bisa menggoda wisman lagi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News