GenPI.co Bali - Banjir bandang besar sempat memporak-porandakkan banyak wilayah di Nusa Penida pada 13 Desember 2021 lalu. Pihak BPBD Bali pun menghitung total kerugiannya yang fantastis.
Bukan suatu rahasia lagi, bencana alam besar menimpa seluruh provinsi Indonesia karena pengaruh Badai La Nina sebabkan berbagai cuaca buruk.
Ya, pemandangan seperti guyuran hujan tanpa henti disertai petir/kilat ditambah angin kencang merupakan suatu hal biasa sejak akhir bulan Oktober lalu hingga kini memasuki Desember.
Tak jarang, gara-gara cuaca yang kelewat buruk itu, longsor terjadi kemudian tak jarang juga pohon tumbang. Selain itu keadaan pun makin runyam saat banjir besar melanda Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali beberapa waktu lalu.
Sampai buat setidaknya enam desa terisolasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui Ketuanya, I Made Rentin mencatatkan total kerugian besar yang dialami 10 desa.
Dimulai dari Desa Kutampi Kaler (kerugian Rp 751,3 juta), Desa Bunga Mekar (Rp 87 juta), Desa Batukandik (Rp 15 juta), Desa Batumadeg (Rp 144,5 juta), dan Desa Toyapakeh (Rp 320 juta).
Kemudian Desa Ped (Rp 2,95 miliar), Desa Sakti (Rp 1,58 miliar), Desa Suana (Rp 594 juta), Desa Batununggul (Rp 695,3 juta), Desa Lembongan (Rp 1,47 miliar) dan Desa Jungutbatu (Rp 730 juta).
“Untuk infrastruktur, total kerugian akibat bencana banjir bandang mencapai Rp13,89 miliar yang tersebar di sejumlah lokasi,” ujar Kalaksha BPBD Bali I Made Rentin.
Adapun kini pihaknya dan Dinas PU Provinsi Pulau Dewata dan Fakultas Teknik Sipil Universitas Udayana (UNUD) sedang melakukan proses verifikasi sarana fisik yang terkena bencana.
Terlepas dari itu, pihak BPBD dan Gubenur Bali I Wayan Koster sama-sama memberikan bantuan sementara terhadap kalangan korban banjir bandang Nusa Penida yang tergolong dahsyat tersebut. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News