GenPI.co Bali - Gubernur I Wayan Koster meminta pariwisata Bali kini tak tergantung dengan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman). Kira-kira apa alasannya berkata demikian?
Didapuk sebagai destinasi wisata yang diburu dunia, Pulau Dewata tak diragukan lagi kedahsyatan daya tariknya, baik itu dari kekayaan budaya, alam dan lainnya.
Akan tetapi, imbas hadirnya wabah pandemi Covid-19, taji dari salah satu pulau kecil di Indonesia ini mulai pudar tanpa adanya kunjungan wisatawan.
Ya, data pada tahun 2019 setidaknya mencatatkan adanya 6 juta wisman yang datang ke Bali, menurun jadi 1 juta pada 2020, dan mengejutkannya tahun ini hanya sekitar 45 orang saja.
Mengingat para turis asing menjadi satu-satunya alasan geliat pariwisata Bali bisa bangkit dari masa ke masa, entah mengapa Gubernur Koster meminta masyarakat untuk melupakan itu semua sementara.
Ketimbang harap-harap cemas dengan para bule-bule penglaris, sang gubernur dari fraksi partai PDIP itu mengajak para pemilik pariwisata untuk lebih melayani wisatawan domestik (wisdom).
"Persoalan itu bukan di Indonesia, bukan di Bali, tetapi di negara-negara lain yang mengalami lonjakan kasus Covid-19," tutur Koster, Sabtu (18/12/21) sore lalu.
Pernyataannya itu seolah menjawab berbagai protes yang dilayangkan masyarakat Pulau Seribu Pura yang mengecam aturan-aturan ketat hingga turis-turis asing kabur ke wilayah lain seperti Thailand.
I Wayan Koster pun menuding jika segalanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa negara yang justru memperketat syarat perjalannya sehingga gagal mendarat di Bali.
"Banyak negara yang melarang warganya bepergian ke luar negeri, jadi tidak mungkin berwisata ke luar negeri (Indonesia-Bali)," kata dia lagi.
Ketika wisman tak kunjung datang, Gubernur Koster pun mengajak pariwisata Bali melihat kenyataannya kini sedang banyaknya wisdom. Para turis lokal ini setidaknya masih mampu membangkitkan wisata pulau yang sempat mati suri. (gie/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News