GenPI.co Bali - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tanpa ragu menyebut jika minat wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali tinggi. Namun, kenyataan pahit justru terjadi.
Jauh sebelum pandemi Covid-19 merajarela, Pulau Seribu Pura memang menjadi salah satu destinasi wisata favorit kalangan penduduk negara asing seantero dunia.
Bahkan hal ini terlihat di tahun 2019 lalu, jumlah pengunjung yang notebene turis asing setidaknya mencapai 6 juta orang. Inilah yang menjadi alasan masyarakat di Bali begitu getol dengan bisnis pariwisata.
Hanya saja, ketika memasuki era pandemi jumlah turis asing makin berkurang. Terlihat pada tahun 2020 yang menurun jadi 1 juta orang, dan kemudian berlanjut tahun ini sekitar 45 orang saja.
Mengagetkannya, Sandiaga Uno justru menyebut sejatinya wisman memiliki minat tinggi untuk ramaikan pariwisata Pulau Dewata. Hal ini berdasarkan survei yang kementeriannya telah lakukan.
"Bahwa minat wisatawan asing ke Bali sangat tinggi dan untuk kuartal pertama setelah Natal dan Tahun Baru ini, jumlahnya mencapai 57 persen dari survei yang kami lakukan," kata dia saat kunjungi pameran foto ANTARA, Jumat (17/12/21).
Adapun ia berdalih segalanya juga perlu penyesuaian dari segi kemudahan visa, penerbangan langsung, dan durasi karantina yang fleksibel agar hal ini bisa untungkan Bali.
Namun, kenyataan yang didapatkan oleh Bali justru sebaliknya setelah beberapa pengunjung dari luar negeri ogah datang. Semua ini pun ditengarai dari berbagai kebijakan pemerintah yang cukup berat.
Ya, sebut saja pemaksaan adanya waktu karantina yang cukup lama bagi wisatawan, biaya yang dibebankan, hingga membatasi kunjungan turis asing dari 19 negara berbeda.
Meskipun kenyataan pahit itu justru membuat Bali kian sepi, Menparekraf Sandiaga Uno sudah berjanji bakal mengkaji ulang aturan yang ada. Bukan tak mungkin nantinya pariwisata pulau itu bisa kembali seperti sedia kala meski saat ada Covid-19. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News